Welcome to My Blog

Selamat datang di blog saya. Temukan apa yang anda minati.
Selamat berpetualang di blog saya.

Minggu, 04 Agustus 2013

Seribu Pengasih

Eids,,, jangan terburu-buru memaknainya. Tulisan berikut ini adalah cerita nyata dari kisah sahabat saya dalam mencari sang kekasih.
Sebelum masuk cerita, saya kenalkan terlebih dahulu nama-nama pelakunya. Hman sebagai pelaku utama cowok, Al sebagai pelaku utama cewek, saya sebagai penulis sekaligus scriptwriting novel Seribu Pengasih dan yang lainnya sebagai pemeran tambahan.
langsung saja simak dengan baik,,

Kang Man, begitu orang-orang memanggil namanya. Ketika itu, pagi hari di tempat tinggalnya kang Man, saya sampai di tempat yang sebenernya tidak asing bagi saya, karena saya sudah pernah kesana untuk beberapa kali. Dan untuk kali ini, saya kesana untuk ikut tinggal bersama kang Man. Hari itu tepat awal bulan Ramadhan 1431 H, saya disambut oleh dua orang yang sangat bersahabat. Dia adalah kang Man dan salah satu teman seperjuangannya, panggil saja kang Ridho.

Kami punya tempat "cangkruk an" sendiri disetiap waktunya. Kalau pagi saya dan kang Man cangkruk di warung deket bangunan tempat kami tinggal, maklum sama-sama penganggurannya, hahahaha, yang bekerja cuma kang Ridho. Ibu warungnya baik banget, panggil saja Ibuk. Beliau punya anak perempuan, biasa tapi enak dipandang. Tiiiitttt,,, untuk masalah warung, nanti kita lanjutkan lagi.
Kalau siang sambil menunggu kang Ridho pulang dari tempat dia bekerja, kami cangkruk di ruang tamu, dan dilanjutkan di warung sambil makan bersama kang Ridho. Dan malamnya ngopi dipinggir jalan sambil membicarakan permasalahan remaja, soalnya kami dijadikan pengurus dalam suatu organisasi kepemudaan.

Setelah kami saling mengenal dan saling terbuka satu sama lain. Kang Man mulai mau mengutarakan isi hatinya. ternyata kang Man diam-diam menyukai putrinya Ibuk, tapi malu mengutarakannya. Maklum pada waktu itu dia pemalu banget, "untuk hal yang satu itu".

Pada suatu ketika secara tidak sengaja dan dikarenakan mendesak, saya dikasih nomer hamdphone si Neng, putrinya Ibuk. Dan saya kurang enak sama kang Man, padahal dia sudah menunggu-nunggu semenjak si Neng masih duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, cuma kang Man malu dan tidak berani mengungkapkannya.

Mulai dari sini lah perjalanan cinta kang Man dimulai. Setiap waktu, setiap hari, setiap jam, setiap detik, kang Man tidak bosan-bosannya menunggu si Neng. Setelah kenal dan punya nomer handphone (hp) si Neng, kang Man pernah mengungkapkan isi hatinya yang dia pendam begitu lamanya.

(tunggu dulu, setelah itu saya lanjutkan kembali)

Pengikut