BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa
gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Manusia sadar dengan berolahraga dapat memelihara, mengembangkan
dan meningkatkan fungsi organ tubuh atau kesegaran jasmani.
Olahraga
merupakan suatu aktifitas fisik manusia yang terdiri dari berbagai unsur yang
meliputi segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan,
dan membina kekuatan-kekuatan jasmani maupun rohani pada setiap manusia, ( Drs.
Soekarjo, IM. Matuankotta,1995:3 )
Dari uraian di
atas, sangat jelas bahwa kegiatan olahraga selain sebagai kegiatan fisik atau
prestasi juga bisa digunakan untuk mendidik budi pekerti dan jiwa seseorang
untuk bertindak jujur, pantang menyerah, berani dan sportif. Sehingga sangatlah
tepat jika pemerintah memasukan kegiatan olahraga dalam kurikulum sekolah.
|
Banyaknya
kegiatan-kegiatan olahraga yang dilakukan pada saat ini mulai dari jalan, lari
dan olahraga permainan. Menurut DR. Dangsina (1984: 74) Olahraga adalah “
setiap kegiatan fisik yang mengandung permainan dan berisi perjuangan diri
sendiri atau orang lain atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam”, ( Drs.
Soekarjo, IM. Matuankotta,1995:3 )
Di sini terlihat
bahwa kegiatan olahraga akan dapat meningkatkan fungsi organ serta kesegaran
jasmani. Dalam olahraga tersebut terdapat dua jenis olahraga yaitu: olahraga
yang diperlombakan misalnya: renang, atletik dan olahraga yang dipertandingkan
seperti: tinju, tenis, sepak bola, bulutangkis dan sebagainya. Di dalam
olahraga yang dipertandingkan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: olahraga
secara individu dan kelompok atau beregu, seperti halnya tinju, gulat adalah
olahraga secara individu, sedangkan sepak bola, bola voli, bola basket adalah
olahraga yangdilakukan secara kelompok atau beregu. Akan tetapi olahraga
bulutangkis dapat digolongkan olahraga individu maupun kelompok (beregu), seperti
Thomas Cup, Uber Cup, Piala Sudirman. Sedangkan untuk individu antara lain
kejuaran All England dan Grand Prix.
Bulutangkis
merupakan olahraga permainan yang cepat dan membutuhkan gerak reflek yang baik
dan tingkat kebugarannya yang tinggi (Tony Griee, 2007:1)
Untuk dapat
bermain bulutangkis dengan baik, maka dituntut untuk banyak melakukan latihan,
mempelajari dan memahami unsur-unsur fisik, tekhnik, taktik maupun mental.
Karena tidak mungkin dapat bermain dengan baik jika tekhnik yang ada dalam
permainan bulutangkis belum diketahui dan tidak dipahami. Penguasaan
ketrampilan bulutangkis diperoleh melalui proses belajar pada umumnya. Belajar
ketrampilan gerak harus mengikuti kaidah proses belajar pada umumnya. Belajar
merupakan suatu fenomena atau gejala yang tidak dipahami secara langsung.
Gejala tersebut hanya bisa diduga atau diketahui dari tingkah laku atau
penampilan seseorang.
Tekhnik dalam
cabang olahraga akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Perkembangan fisik dan tekhnik mempunyai tujuan ke arah pencapaian prestasi
semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka latihan fisik haruslah
mendapat prioritas utama dalam suatu
program latihan, apabila fisik dari pemain
tersebut baik, barulah dilanjutkan dengan latihan tekhnik. Tekhnik adalah
ketrampilan khusus yang harus dikuasai oleh pemain bulutangkis dengan tujuan
untuk dapat mengembalikan shuttle cock dengan sebaik-baiknya (PBSI, 1994)
Dalam permainan
bulutangkis terdapat banyak macam pukulan, antara lain:
- Pukulan dengan ayunan raket dari bawah.
- Pukulan dengan ayunan raket mendatar (Drive)
- Pukulan dengan ayunan raket dari atas (Over Head)
Untuk pukulan over head terdiri
dari:
1. Lob tinggi (back hand, fore hand)
2. Lob menyerang (back hand, fore hand)
3. Drop shot (back hand, fore hand)
4. Smash (back hand, fore hand)
·
Adapun
untuk mencapai kemampuan smash pada permainan bulutangkis memerlukan kekuatan
fisik yang baik juga harus dapat menguasai tekhnik-tekhnik yang baik pula.
·
Dalam
kaitannya dengan masalah diatas, maka salah satu faktor kemungkinan berpengaruh
terhadap kemampuan smash dalam permainan bulu tangkis adalah kekuatan otot lengan
dan kekuatan otot kaki yang dapat dijadikan obyek dalam penelitian ini. Untuk
itu, dengan memperkirakan faktor kekuatan lengan dan kekuatan otot kaki sebagai
faktor yang mempengaruhi kemampuan smash dalam permainan bulu tangkis maka
perlu diadakan suatu penelitian tentang hal ini.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, ternyata unsur fisik dibutuhkan dalam permainan bulu
tangkis. Selain itu berdasarkan pokok pikiran diatas permainan bulu tangkis
memerlukan penelitian secara efektif dan efesien, sehingga masalah yang timbul
dapat di identifikasi dengan baik sehingga pembinaan dan peningkatan latihan
sejak dini demi prestasi olah raga bulu tangkis dapat berkembang semaksimal
mungkin.
C.
Batasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas,
maka masalah–masalah yang perlu diteliti adalah yang ada hubungannya dengan
kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan kemampuan smash dalam
permainan bulu tangkis. Oleh karena itu variabel-variabel yang memiliki daya
guna, didalam penelitian perlu batasan-batasan yang jelas dan menghindari
kekeliruan- kekeliruan dalam memahami penulisan ini, jadi dengan demikian
pengadaan batasan masalah berarti membatasi penafsiran dalam penelitian ini dan
mengadakan perumusan yang dapat digunakan sebagai pedoman kerja bagi
penyelidik. Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya yang berjudul Metodologi
reseacrh jilid I mengenai batasan masalah menyebutkan bahwa :
“Sekali suatu pokok persoalan telah ditetapkan
maka langkah berikutnya adalah membatasi luasnya dan memberikan informasi
terhadap pokok permasalahan itu. Bagi penyelidik sendiri penegasan batasan ini
akan menjadi kerja dan bagi orang lain pada siapa laporan itu hendak diajukan,
penegasan selalu berfungsi mencegah kemungkinan timbulnya kericuhan pengertian
dan keharusan wilayah persoalan” (Sutrisno Hadi, 1979:8)
Adapun batasan tersebut adalah :
- Penelitian ini hanya meliputi kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis. Pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.
- Masalah pokok yang dihadapi dalam penelitian adalah hubungan antara otot lengan dengan kekuatan otot kaki dengan ketetapan smash pada permainan bulu tangkis siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.
- Kekuatan otot kaki dalam bentuk lompat sambil dengan posisi jongkok (squat jump).
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pilihan
serta memperhatikan variabel-variabel yang diambil yaitu kekuatan otot lengan
dan kekuatan otot kaki sebagai variabel bebas serta ketepatan smash sebagai
variabel terikat, maka aspek-aspek yang diteliti dapat dirumuskan sebagai
pernyataan sebagai berikut :
1. Adakah hubungan antara kekuatan otot lengan
dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis ?
2. Adakah hubungan antara kekuatan otot kaki
dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis.
3. Adakah hubungan antara kekuatan otot lengan dan
kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulutangkis ?
E.
Tujuan Penelitian
Dengan
memperhatikan variabel-variabel penelitian seperti dikemukakan diatas, maka
secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sebagai
berikut :
1. Untuk memperoleh informasi tentang hubungan
antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pada siswa-siswi Madrasah
Aliyah Negeri 3 Kediri.
2. Untuk memperoleh informasi tentang hubungan
antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pada siswa-siswi Madrasah
Aliyah Negeri 3 Kediri.
3. Hubungan positif yang berarti antara kekuatan
otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulu
tangkis siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.
F.
Manfaat Penelitian
Dari hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ataupun kegunaan tersebut
antara lain :
1. Bagi penulis
a. Penulis dapat secara langsung menerapkan ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidangnya selama mengikuti kegiatan perkuliahan.
b. Menambah pengetahuan penulis tentang
unsur-unsur kondisi yang diperlukan oleh para atlit pada permainan bulu
tangkis.
2. Bagi mahasiswa
Menambah ketrampilan dan mengetahui
pentingnya unsur-unsur kondisi fisik yang diperlukan pada permainan bulu
tangkis.
3. Bagi institusi
Dapat dijadikan kepustakaan dan
menambah sumber informasi sebagai bahan untuk penelitian yang akan datang.
4. Bidang Olahraga
Diharapkan penelitian ini dapat
memperkaya wawasan yang dapat menambah perbendaharaan teori-teori yang telah
berkembang dalam dunia Olah raga.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.
Deskripsi
Teoritis
Dalam
bab ini akan dibicarakan kerangka teoritis sebagai landasan terhadap masalah
dalam proses penelitian. Disini tentunya terdapat norma-norma khusus yang harus
dipenuhi dalam menyelesaikan penulisan akhir nanti. Dalam hal ini semuanya
telah dikemukakan oleh beberapa orang tentang kerangka teoritis, salah satunya
adalah membahas teori yang menjadi topik pembicaraan, sedangkan teori menurut Neumen
( 2003 ) adalah sebagai berikut:
“ Seperangkat konsep, definisi dan
proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik atau melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena, (Dr. Sugiyono,
2008:79)
|
“ Hubungan antara
kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki
dengan ketepatan smash pada permainan bulutangkis”.
Sesuai dengan hal
tersebut diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibicarakan
adalah :
1. Kekuatan
otot lengan
2. Kekuatan
otot kaki
3. Ketepatan
smash
1. Kekuatan
Otot Lengan
Kekuatan
otot menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot-otot atau
kelompok otot. Pada kontraksi otot memendek tergantung pada beban yang ditahan.
Mula-mula otot melakukan tanpa pemendekan (isometrik) sampai mencapai tegangan
yang seimbang (equal) dengan beban, kemudian terjadilah kontraksi dengan
pemendekan, perlu ditekankan bahwa pada kekuatan otot yang diukur adalah
kekuatan maksimal. Kontraksi maksimal dapat dilakukan dengan berbgai cara
dengan hasil yang diperoleh bergantung pada koordinasi otot organist dan
antagonist serta sistem penyakit yang terlibat.
Unsur
penting dalam program latihan kondisi fisik adalah kekuatan. Alasannya karena
kekuatan merupakan daya gerak sekaligus pencegah cidera. Disamping itu kekuatan
juga merupakan faktor utama untuk mencapai prestasi yang optimal.
Kekuatan
adalah kemampuan otot-otot mengeluarkan tenaga untuk menggerakkan sesuatu, (
Martini, 2008:34 ).
Kekuatan adalah
kemampuan dari otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan, ( Drs.
Harsono, 1988:177 ).
Menurut
Uram Paul kekuatan adalah kontraksi dari otot yang merupakan gerakan otot-otot
dari pergerakan pertamanya sampai jarak pergerakan sepenuhnya dan mengulangi
kemampuan tersebut terhadap perlawanan sedapat mungkin mendekati ketahanannya
pada tekanan yang maksimal.( Uram Paul, 2000:3)
Untuk
memperoleh hasil pukulan atau smash yang akurat dalam permainan bulutangkis,
kekuatan merupakan unsur penunjang yang paling penting untuk mencapai prestasi
yang tinggi. Dijielaskan pula tentang kenyatan oleh Sadoso Sumarsadjuno
(1986:144) mengatakan “jika seseorang
bertambah tua maka ukuran otot akan berkurang”.
Berkurangnya ukuran
otot disebabkan kurangnya protein dan juga karena berkurangnya jumlah dan besar
serabut otot. Untuk memperbesar serabut-serabut otot tersebut bisa diwujudkan
bila otot mendapat latihan yang rutin serta makan makanan yang cukup gizi.
Dijelaskan
pula oleh Lukman OT (1985:63) yang mengatakan “ secara perorangan, sumber yang
utama dari kekuatan adalah kekuatan otot itu sendiri. Kekuatan berasal dari
sebuah otot atau gabungan dari otot-otot yang digabungkan secara langsung pada
penampang melintang otot tersebut. Harsono (1988:177) menjelaskan kekuatan otot
adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang
tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu
bekerja (M. Sajoto, 2004:8). Oleh karena itu untuk memiliki kekuatan, orang harus membangun otot dalam olahraga agar
punya cadangan untuk mengatasi keadaan darurat. Sudah selayaknya otot
memperoleh kekuatan yang lebih besar lagi dari pada yang diperlukan untuk
melakukan aktivitasnya.
Berhubungan
dengan kekuatan, Drs. Harsono (1988:177) menjelaskan “Strength” bisa digunakan
untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan
daya penggerak setiap aktivitas fisik serta memegang peranan penting dalam
melindungi atlit dari kemungkinan cidera”. Berdasarkan kegunaan Strength dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Kekuatan
maksimal adalah kemampuan dalam otot kontraksi maksimal serta dapat melawan
atau menahan beban yang maksimal pula.
b. Kekuatan
daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi
tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.
c. Power
endurance (kekuatan atau daya tahan) adalah kemampuan tahan lama kekuatan otot
untuk melawan tahanan yang tinggi intensitasnya.
Adapun
cara meningkatkan kekuatan yang paling baik dan juga populer dibidang olahraga
adalah dengan latihan-latihan. Ciri-ciri latihan kekuatan otot adalah
perangsangan utama untuk mengembangkan yang bersangkutan didalam mengatasi
bebanya. Sedangkan bentuk latihan yang mengembangkan otot adalah :
a. Latihan
mengatasi berat badannya sendiri, latihan mengatasi berat badan temannya atau
alat senam.
b. Latihan
dengan penambahan berat beban yang dibawah misalnya push -up.
c. Latihan
menghentakkan dengan alat yang ringan beratnya disertai pula untuk gerakan
menarik atau mendorong alat tersebut.
Sedangkan
kekuatan yang dimaksud didalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan akan
diukur dengan kemampuannya untuk melakukan push up selama 30 detik.
2. Kekuatan
Otot Kaki
Didalam olahraga kekuatan mutlak
harus dimiliki oleh setipa atlit, salah satunya adalah kekuatan otot kaki.
Karena dalam olahraga seorang atlit selalu dituntut untuk melakukan gerakan
yang kesemuannya memerlukan kerja otot yang sangat besar terutama pada otot
kaki.
Berikut ini adalah beberapa pandangan
para ahli tentang kekuatan:
“
Merupakan kemampuan suatu otot untuk mendesakkan tekanan terhadap suatu
perlawanan” (Iskandar Z.A, 2000:55)
Pendapat lain menyebutkan bahwa
kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkakn kondisi fisik
sedara keseluruhan.
Pendapat-pendapat diatas
menyebutkan dua unsur penting dalam kekuatan yaitu kekuatan otot dan kecepatan
otot. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot
untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam
waktu yang sangat cepat (Harsono, 1988:200)
Pendapat lain mengemukakan
kekuatan otot adalah kapasitas dari otot yang merupakan gerakan otot-otot dari
pergerakan pertamannya sampai jarak pergerakan sepenuhnya dan mengulangi
kemampuan tersebut terhadap perlawanan sedapat mungkin mendekati ketahanannya
pada tekanan yang maksimal (Uram Paul, 2000:3)
Untuk mendapatkan kekuatan otot
kaki yang baik seorang atit harus melakukan latihan kekuatan otot kaki secara
rutin dengan prinsip-prinsip :
a.
Prinsip urutan pengaturan suatu latihan
Latihan
beban hendaknya diatur sehingga kelompok otot besar mendapat giliran terlebih
dahulu sebelum otot yang lebih kecil. Ini dimaksudkan agar tidak mengalami
kelelahan lebih dahulu sebelum otot besar mendapat latihan.
b.
Prinsip peningkatan beban
Otot
yang menerima beban latihan berlebihan atau overload kekuatannya akan bertambah
dan apabila kekuatannya akan bertambah maka program latihan berikutnya harus
ada penambahan beban. Penambahan beban itu dilakukan dikit demi sedikit dalam
setiap latihan.
c.
Prinsip penambahan beban
Dengan
prinsip pada overload, maka kelompok otot akan berkembang secara efektif.
Penggunaan beban overload dapat merangsang penyesuaian secara fisiologis dalam
tubuh yang mendorong peningkatan kekuatan otot.
d.
Prinsip kekhususan program latihan
Latihan
beban untuk meningkatkan kekuatan sesuai dengan program latihan beban pada
cabang olahraga tersebut. Kekuatan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
menambah banyaknya tenaga atau gaya
yang ditimbulkan dari kualitas fisik yang prima. Analisis ini menunjukkan bahwa
besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi serabut otot.
Adapun
factor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot antara lain :
-
Besar kecilnya melintangnya otot
-
Besar rangka atau struktur tubuh
-
Jumlah fibril otot yang ikut bekerja dan
melawan beban yang diberikan
-
Kandungan kimia dalam otot
-
Umur dan jenis kelamin
-
Factor bio mekanik (Sajoto, 1988:108)
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kekuatan otot untuk membangkitkan
tegangan terhadap suatu tekanan, oleh sebab itu latihan-latihan yang cocok
untuk mengembengkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistence
exercises). Dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban.
Beban itu biasanya beban anggota tubuh kita sendiri atau beban atau bobot dari
luar (exrernal resistence) agar efektif hasilnya. Latihan-latihan tahanan
hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga atlit harus mengeluarkan secara
maksimal atau hampir maksimal untuk menahan beban tersebut. Demikian pula beban
tersebut haruslah dikit demi sedikit bertambah berat agar perkembangan otot
terjamin. Oleh karena itu latihan-latihan ketahanan tidak berhenti pada suatu
berat atau bobot beban tertentu. Oleh sebab itu pada penelitian ini penulis
menggunakn test dengan melakukan gerakan squat jump dengan mengukur berapa kali
teste dapat melakukan lompatan dalam waktu 60 detik.
3. Ketepatan
Smash
Pukulan
smash adalah pukulan yang cepat, diarahkan kebawah dengan kuat, tajam, untuk
mengembalikan bola pendek yang telah dipukul keatas. Arti penting dari pukulan
smash adalah pukulan ini hanya memberikan sedikit waktu pada lawan untuk
bersiap-siap atau mengembalikan setiap bola pendek yang telah mereka pukul
keatas.
Pukulan smash digunakan secara
ekstensif dalam partai ganda. Sinematogarfi gerakan yang berkecepatan tinggi
telah memperlihatakan bahwa pukulan smash overhead kehilangan kira-kira dua
pertiga dari kecepatan awalnya pada saat bola mencapai lawan pada sisi lapangan
lainnya. Semakin tajam sudut yang dibuat, semakin sedikit waktu yang dimiliki
lawan untuk bereaksi. Selain itu semakin akurat smashnya, semakin luas lpangan
yang harus ditutupi oleh lawan.
Beberapa karakteristik dari smash juga
menimbulkan masalah bagi pemain yang melakukannya. Jika smash dikembalikan
hanya akan memiliki sedikit waktu untuk kembali ketempat semula. Smash
memerlukan energi yang sangat banyak dan dapat melelahkan dengan cepat. Dengan
demikian , penting bagi atlit untuk memilih waktu yang tepat untuk menggunakan
smash dengan efektif.
Untuk melakukan sebuah smash bukan
suatu hal yang mudah dan perlu adanya latuhan. Untuk melakukan smash juga ada
tahapannya, ada tiga tahapan dalam melakukan gerakan smash :
a.
Fase Persiapan
Ø Posisi
menunggu atau menerima.
Ø Memutar
bahu dengan kaki yang diangkat dibagian belakang.
Ø Menggerakkan
tangan yang memegang raket keatas dengan kepala raket mengarah keatas.
Ø Membagikan
berat badan secara seimbang pada bagian depan telapak kaki.
b.
Fase Pelaksanaan
Ø Meletakkan
berat badan pada kaki yang berada dibelakang.
Ø Mengerakkan
tangan yang tidak dominan keatas untuk menjaga keseimbangan.
Ø Gerakan
backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan tertekuk.
Ø Lakukan
forward swing keatas untuk memukul bola pada posisi bola setinggi mungkin.
Ø Melempar
raket keatas dan dengan permukaan raket mengarah kebawah.
Ø Tangan
kiri menambah kecepatan rotasi bagian atas tubuh.
Ø Kepala
raket mengikuti arah bola.
c.
Fase Follow-Through
Ø Tangan
mengayun kedepan melintas tubuh.
Ø Gunakan
gerakan menggunting dan dorong tubuh dengan menggunakan kedua kaki.
Ø Gunakan
momentum gerakan mengayun untuk kembali ke bagian tengah lapanga
Lapangan bulu tangkis :
Untuk sasaran smash dapat dilihat
gambar disamping :
Keterangan :
Daerah yang gelap adalah daerah sasaran mash.
Didalam batasan keberhasilan pukulan
samsh pemain tingkat pemula dan menengah sering memperlihatkan tekhnik yang
kurang benar serta pukulan yang jelek didalam melakukan smash. Latihan dan
pengulangan akan akan memperkuat penentuan waktu, keseimbangan, dan
keberhasilan dalam melakukan smash.
B. Kerangka
Berfikir
Bertolak
dari uraian diatas, maka disini akan diuraikan mengenai keterkaitan antara
kekuatan otot lengan dengan kekuatan otot kaki terhadap kemampuan smash
bulutangkis siswa Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.
Usaha
mencapai prestasi didalam olahraga tentunya dapat factor yang menunjang
sekaligus mempunyai peranan penting seperti faktor teknik, fisik, mental yang
matang selain itu harus ada kemampuan dari dalam diri sendiri, tekun berlatih,
disiplin, tidak mudah putus asa, adanya sarana prasarana yang memadai bahkan
sampai makanan yang dikonsumsi seorang atlit haruslah bergizi tinggi serta
melihat dan meninggikan selalupetunjuk dari seorang pelatih.disamping itu
seorang atlit harus meningkatkan kondisi fisik dasar yang harus diberikan
sebelum program khusus. Latihan dasar yang sangat pokok meliputi latihan
peningkatan kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelenturan dan daya tahan khusus
serta umum. (Drs. M. Sajoto.1995).
Pada
dasarnya untuk melakukan smash dalam permainan bulutangkis membutuhkan kekuatan
otot lengan dan kekuatan otott kaki, sebab keduanya sangat menunjang didalam
tercapainya suatu keberhasilan smash didalam permainan
C. Hipotesa
Hipotesa
adalah suatu pernyataan yang lemah kebenaranya, oleh karena itu perlu diuji
kebenarannya (Sutrisno Hadi, 1983 : 257). Berdasarkan uraian tersebut dapat
diajukan beberapa hipotesa yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian.
Dalam hipotesa penulis bertolak dari pola hubungan tiga variabel antara lain :
Ø X1
: variabel bebas ( kekuatan otot lengan )
Ø X2
: variabel bebas ( kekuatan otot kaki )
Ø Y : variabel terikat ( ketepatan smash )
Berdasarkan pola-pola
hubungan variabel diatas maka diajukan hipotesa penelitian sebagai berikut :
1. Terdapat
hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash
bulutangkis siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.
2. Terdapat
hubungan yang berarti antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash
bulutangiks siwa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.
3. Terdapat
hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan
ketepatan smash bulutangkis siwa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Banyak metodologi yang digunakan dalam suatu penelitian
ilmiah. Dalam menulis metodologi penelitian diperlukan ketelitian sehingga
diperlukan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan. Adapun
metodologi penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
A.
Identifikasi
Variabel
Sesuai
dengan masalah yang diteliti, didalam penelitian tersebut terdapat tiga
variabel yang dikemukakan, variabel tersebut terdiri dari dua variabel bebas
dan satu variabel terikat. Variabel merupakan
suatu nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya,
(sugiono 2008:60).
Adapun
variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel terikat sehingga disebut juga variabel yang mempengaruhi, sedangkan
variabel terikat disebut juga dengan dependen yakni variabel yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini kemampuan smash.
Adapun
variabel bebas yaitu kekuatan otot lengan dilambangkan dengan X1
dan kekuatan otot kaki dilambangkan dengan X2,
sedangkan terikat adalah ketepatan smash yang dilambangkan Y.
|
1.
Variabel bebas atau independent variable
(X1)
Variabel
bebas ini memuat tentang kekuatan otot lengan. Kekuatan otot ini harus dimiliki
oleh setiap atlit yang nantinya bisa mendukung ketepatan smash agar hasilnya
bisa optimal.
2.
Variabel bebas atau independent variable
(X2)
Variabel
bebas yang kedua memuat tentang unsur kekuatan otot kaki, dimana dalam
melakukan smash kekuatan otot kaki tidak boleh diabaikan, sebab mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam permainan bulutangkis.
3.
Variabel terikat atau dependent variable
(Y)
Pada
variabel terikat ini dipengaruhi oleh variabel bebas. Sebagai variabel terikat
dalam penelitian ini adalah ketepatan smash dalam permainan bulutangkis.
B.
Metode
Penelitian dan Pendekatan
Metode
penelitian merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan penelitian karena
setiap penelitian memerlukan metode yang tepat, ketepatan penentuan dan
penerapan metode penelitian dapat menghindari kemungkinan timbulnya
penyimpangan sehingga data yang diperoleh benar-benar objektif dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Sesuai
dengan masalah dan hipotesa yang telah dirumuskan diatas, maka untuk
mengungkapkan permaslahan tersebut penelitian bersikap deskriptif analisis.
Disebut deskriptif karena akan memberikan gambaran apa adanya tentang hubungan
antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan kemampuan smash pada
permainan bulutangkis. Bersifat analisis
karena akan memberikan gambaran apa adanya.
C.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri (MAN 3 Kediri)
tepatnya dilapangan bulutangkis MAN 3 Kediri.
Sedangkan untuk pelaksanaan test untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut.
Table 3.1
Pengambilan data
penelitian dan pelaksanaan tes
No
|
Hari / Tanggal
|
Kegiatan
|
Tempat
|
1
|
Rabu, 15 Juni 2009
|
Membuat proposal
penelitian
|
Universitas Nusantara
PGRI Kediri
|
2
|
Selasa, 07 Juli 2009
|
Menyampaikan surat izin penelitian
|
Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kediri
|
3
|
Jum’at, 17 Juli 2009
|
Pelaksanaan tes
kekuatan otot kaki
|
Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kediri
|
4
|
Jum’at, 24 Juli 2009
|
Pelaksanaan tes
kekuatan otot lengan
|
Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kediri
|
5
|
Senin, 27 Juli 2009
|
Pelaksanaan tes
kemampuan smash
|
Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kediri
|
6
|
, Oktober 2009
|
Membuat laporan
penelitian dan penerimaan surat
keterangan penelitian
|
Madrasah Aliyah
Negeri 3 Kediri
|
D.
Subjek
Penelitian
Agar
lebih mudah dan jelas didalam mengadakan suatu penelitian, maka perlu
mengetahui lebih dulu berapa jumlah populasinya. Karena tanpa populasi suatu
penelitian tidak mungkin bisa dijalankan.
Yang
dimaksud dengan populasi menurut Sugiono, populasi adalah wilayah generalisai
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. (Dr. Sugiyono, 2008 : 117).
Sampel
diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, (Dr. Sugiyono, 2008 : 118). Sesuai dengan lampiran diatas
dan berdasarkan pada judul yang ada, maka yang merupakan subjek penelitian
adalah siswa siswi kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 kediri tahun 2009/2010. Dari penelitian
tersebut diambil sebagian sampel dengan menggunakan cara atau teknik random
acak.
E.
Instrument
Penelitian dan Pengumpulan Data
Instrument
merupakan suatu alat bantu yang dipakai dalam penelitian atau alat untuk
mengambil data yang akan menentukan kualitas data dalam penelitian. Sedangkan
dalam pengumpulan data, teknik yang dipergunakan untuk pengambilan data adalah
test dan pengukuran. Instrument dan teknik pengambilan data meliputi :
1. Test
untuk mengukur kekuatan otot lengan dengan melakukan push up karena pada
dasarnya kekuaatan otot dipengaruhi oleh unsure-unsur struktur otot dan
kelompok otot.
1.1 Tujuan : Memperkirakan kekuatan otot lengan
1.2 Alat :
Stop watch, daftar pencatat nilai, peluit.
1.3
Pelaksanaan : Siswa melakasanakan push
up dalam waktu 30 detik
1.4
Penilaian : Siswa melakukan push
up sebanyak mungkin dalam waktu 30 detik. Kemudian hasilnya kita hitung bisa
mencapai berapa kali.
2. Test
untuk mengukur kekuatan otot kaki
Dalam tahap test ini
penulis menggunakan test squat-jump selama enam puluh ( 60 ) detik.
2.1.
Tujuan :
Untuk mengetahui dan mengukur
komponen
kekuatan kaki kelompok siswa.
2.2. Fasilitas :
- Roll meter
-
Stop watch
-
Peluit
-
Alat tulis
-
Presensi
2.3.Pelaksanaan : Teste diukur
melakukan lompatan squat
jump dari berdiri
tegak, kemudian kedua tangan dikaitkan dibelakang kepala, selanjutnya kedua
lutut ditekuk untuk melakukan lompat jongkok kedepan dan kebelakang oleh kaki
kiri dan kanan secara bergantian. ( Wahyudi, 2001 ). Tes ini dilakukan selama
60 detik.
2.4.
Penilaian : Melakukan lompatan squat jump dengan
setiap siswa melakukan
lompatan selama enam puluh detik.
3. Test
kemampuan smash
Smash diartikan pukulan
yang dilakukan dengan kekuatan penuh atau dengan seluruh tenaga dengan tujuan
untuk mengirim bola secepat mungkin kebawah dalam kawasan lawan mengembalikan
setiap bola (Fred Brundle 1995 : 49 ).
3.1.
Tujuan : Untuk mengukur kemampuan suttle cock
menuju
sasaran smash.
3.2.
Fasilitas : - Lapangan bulutangkis
- Satu
net bulutangkis
- Empat
buah raket
- Satu
slop suttle cock
- Alat
tulis
- Presensi
3.3. Pelaksanaan : Teste berada didalam
lapangan permainan,
Suttle cock dipukul
oleh petugas dengan suttle cock dilambungkan dan diarahkan ke teste untuk
dipukul atau dismash yang diarahkan kedalam sasaran smash dan teste diberi
kesempatan 10 kali smash.
3.4.
Penilaian : Smash dilakukan
bila hasil pukulan
masuk kelapangan (sasaran
pukulan) maka nilainya satu, sedangkan apabila shuttle cock keluar lapangan (sasaran) maka nilainya nol.
F.
Teknik
Analisis Data
Analisa
data yang digunakan adalah analisa kuantitatif dengan tujuan mencari korelasi
antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki terhadap ketepatan smash
bulutangkis dengan menggunakan metode deskriptif analisa dan rumus yang
digunakan untuk menganalisa adalah sebagai berikut :
1.
Menghitung rata-rata dari X dengan menggunakan rumus Mean :
M
Dimana :
M = Mean (rata-rata)
X = Jumlah variabel independent
N = Jumlah sampel
2.
Menghitung
standart deviasi
SD
Dimana :
SD : standar deviasi
X : variabel bebas
N : jumlah sampel
3.
Mencari
korelasi variabel x dan y
Dimana :
Rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan y
N : jumlah sampel
X : variabel bebas
Y : variabel terikat
4.
Untuk
menghitung koefisien korelasi regresi
Rx12 Y =
Dimana :
R : koefisien determinasi
a : koefisien regresi
x : variabel bebas
y : variabel terikat
untuk
menganalisa data menggunakan tekhnik statistic analisa regresi korelasi yang
rumusnya :
Sedangkan langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Mencari Mean =
2. Mencari
standar deviasi
3. Mencari
T- score
4. Mencari
korelasi kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash
5. Mencari
korelasi kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash
6. Mencari
korelasi kekuatan otot
7. Mencari
F regresi
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Variabel
Dalam rangka usaha untuk menuju suatu
hipotesis, perlu diperkirakan kemungkinan berbagai macam teknik pengumpulan
data yang sesuai dengan kebutuhan.
1.
Persiapan Pengumpulan Data.
a.
Agar proses pengumpulan data dapat
berjalan dengan lancar maka peneliti harus mengadakan konsultasi dengan ketua
jurusan dan pembimbing serta dilanjutkan dengan meminta surat keterangan kepada
rektor Universitas Nusantara PGRI Kediri.
b.
Persiapan Materi dan Penelitian.
1)
Mengecek jumlah siswa yang akan
dijadikan sampel penelitian, khususnya siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3
Kediri.
2)
Menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan
untuk mengadakan tes penelitian.
3)
Menetapkan kriteria orang yang
akan dites.
4)
Menetapkan kriteria orang yang
akan melakukan tes.
2.
Persiapan Materi dan Penelitian
|
Langkah – langkah pengumpulan data :
a)
Menetapkan jumlah siswa yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian.
b)
Memberikan penjelasan secukupnya
kepada para pembantu dan pelaksana tentang langkah-langkah pengambilan data.
c)
Memberikan penjelasan kepada semua
subjek sampel mengenai bentuk tes yang akan dilakukan.
d)
Melaksanakan tes dengan tes dan
pengukuran yang meliputi:
-
Test kekuatan otot lengan dengan
bentuk test push-up.
-
Test kekuatan otot kaki dengan
bentuk test squad jump.
-
Test kemampuan smash.
Demikian hasil tes dan pengukuran yang
telah dilaksanakan diatas, maka hasilnya dapat dipaparkan pada table 4.1, yang
disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan pengelola data berikutnya. Data
yang tersusun memberikan gambaran tentang hasil penelitian, untuk lebih
jelasnya dilihat pada table 4.1.
B. Analisis Data
1.
Langkah-langkah Pengolahan Data
a.
Pengecekan Data
Pengecekan data diperoleh dari setiap tes yang dilakukan
guna menentukan data mana yang dapat diolah dan data yang mana yang tidak dapat
diolah dari sampel yang ditentukan.
b.
Pemberian Skor
Pemberian skor atau nilai ini merupakan kegiatan untuk
menentukan skor yang sah yang telah dicapai oleh setiap anggota sampel guna
memperhitungkan langkah selanjutnya.
2.
Perhitungan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh ukuran statistik
yang sesuai dengan siswa yang diteliti seperti data pada kekuatan otot lengan,
kekuatan otot kaki serta ketepatan smash, langkah-langkah kegiatan tersebut
akan dikemukakan dalam analisis data sebagai berikut :
a). Penyajian
data
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan
dari proses pengolahan data, yaitu menyiapkan data yang telah diolah dan
dianalisis. Sehingga gambarannya secara menyeluruh terhadap masalah yang akan
diteliti.
b). Pengujian
hipotesa
Pengujian ini dilakukan berdasarkan data
yang telah diperoleh secara nyata yang selanjutnya diadakan pengetesan untuk
memudahkan perhitungan data dengan mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
variabel - variabel yang diteliti dengan teknik analisa korelasi, maka
disajikan pemasukan jumlah nilai yang trdapat dalam tabel hasil pada table 4.1.
Tabel 4.1
Data Mentah Hasil Test Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan
Otot Kaki,
dan Ketepatan Smash
No
|
Nama
|
Tes Kekuatan Otot Lengan
|
Tes Kekuatan Otot Kaki
|
Tes Ketepatan Smash
|
1
|
A. Rojabit. T
|
27
|
31
|
9
|
2
|
Ainun Azhar
|
18
|
12
|
7
|
3
|
Reno Abi Ramadhan
|
25
|
23
|
7
|
4
|
Khusni Jauhar T
|
24
|
35
|
8
|
5
|
M. Maftuh W
|
30
|
25
|
8
|
6
|
M Fahrudi
|
20
|
35
|
4
|
7
|
M Najib Shofi
|
24
|
20
|
10
|
8
|
Nasrulloh Ibnu
Musa
|
18
|
25
|
6
|
9
|
A Rizal Suhaimi
|
30
|
20
|
8
|
10
|
Fernandika S
|
30
|
16
|
7
|
11
|
M Ilfan
|
24
|
20
|
7
|
12
|
Abdurrahman F
|
22
|
22
|
5
|
13
|
Khoirul Anam
|
25
|
27
|
6
|
14
|
M Bagus S
|
28
|
37
|
4
|
15
|
Bagus Dwi K
|
27
|
15
|
7
|
16
|
Ridwanda S
|
24
|
35
|
8
|
17
|
Maulana Beta B
|
22
|
25
|
4
|
18
|
Ivan W.
|
24
|
28
|
6
|
19
|
A. Fikri H.
|
29
|
31
|
6
|
20
|
M. Abnun Naja
|
14
|
31
|
2
|
21
|
Jihadudin Tama
|
26
|
32
|
6
|
22
|
M. Rizki Ridlo
|
26
|
22
|
8
|
23
|
Agus S.
|
26
|
33
|
7
|
24
|
M. Hazam Ar Royan
|
28
|
30
|
5
|
25
|
M. Rofik
|
26
|
31
|
7
|
26
|
Asnaf F
|
30
|
27
|
9
|
27
|
Sanaf Z
|
14
|
26
|
7
|
28
|
M. Maftuhin
|
27
|
27
|
8
|
29
|
Nur Rohman
|
30
|
33
|
8
|
30
|
Tito Abi
Arjunenpa
|
28
|
30
|
8
|
746
|
803
|
202
|
C. Penyajian Data
Berdasarkan tabel hasil pengambilan data
seperti yang disajikan pada tabel 4.1, maka langkah selanjutmya adalah mengubah
data mentah hasil penelitian (hasil tes) menjadi data terstandar (T-Skor) yang
siap dikoreksi.
1.
Mencari Mean, Standar Deviasi dan
T-Skor.
a.
Kekuatan otot lengan (X1)
- Rentangan
(R) = Xt - Xr
= 30 – 14
= 16
Keterangan :
R = Rentangan
Xt =
Skor Tertinggi
Xr = Skor
Terendah
-
Jumlah Kelas Interval (K)
K = 1 + 3,3 log
N
= 1 + 3,3 log
30
= 1 +
3,3 (1,477)
= 1 + 4,87
= 5,87
= 6
Keterangan :
K
= Jumlah Kelas Interval
N =
Jumlah Sampel
-
Panjang Kelas Interval (P)
Keterangan :
P
= Panjang Kelas Interval
R
= Rentangan
K
= Jumlah Kelas Interval
Tabel
4.2
Daftar Distribusi Frekuensi
Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan
No
|
Kelas Interval
|
F
|
X
|
F.X
|
X2
|
F.X2
|
1
|
14 – 16.67
|
2
|
15.335
|
30.67
|
235.16
|
940.64
|
2
|
16.68 – 19.35
|
2
|
18.015
|
36.3
|
324.54
|
1298.16
|
3
|
19.36 – 22,03
|
3
|
20.695
|
62.085
|
428.28
|
3854.54
|
4
|
22.04 – 24.71
|
5
|
23.375
|
116.875
|
546.39
|
13659.76
|
5
|
24.72 – 27.39
|
9
|
26.055
|
234.495
|
678.86
|
54987.90
|
6
|
27.40 – 30.07
|
9
|
28.735
|
258.615
|
825.70
|
66881.71
|
30
|
132.21
|
739.04
|
3038.93
|
141622.71
|
-
Mean (M) atau rata-rata kekuatan otot lengan.
Mean (M) =
-
Standar Deviasi (SD)
SD =
=
=
=
= 64.14
-
T – Score (T)
T =
=
= 50 + 10 [0.02]
= 50 + [0.2]
= 50.2
= 50
b.
Kekuatan otot kaki (X2)
- Rentangan
(R) = Xt - Xr
= 37 – 12
= 25
Keterangan :
R = Rentangan
Xt =
Skor Tertinggi
Xr = Skor
Terendah
-
Jumlah Kelas Interval (K)
K = 1 + 3,3 log
N
= 1 + 3,3 log
30
= 1 +
3,3 (1,477)
= 1 + 4,87
= 5,87
= 6
Keterangan :
K
= Jumlah Kelas Interval
N =
Jumlah Sampel
-
Panjang Kelas Interval (P)
Keterangan :
P
= Panjang Kelas Interval
R
= Rentangan
K
= Jumlah Kelas Interval
Tabel 4.3
Daftar Distribusi Frekuensi
Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Kaki
No
|
Kelas Interval
|
F
|
X
|
F.X
|
X2
|
F.X2
|
1
|
12
- 16.16
|
3
|
14.08
|
42.24
|
198.25
|
1784.22
|
2
|
16.17 – 20.33
|
3
|
18.25
|
54.75
|
333.06
|
2997.56
|
3
|
20.34 – 24.5
|
3
|
22.42
|
67.26
|
502.66
|
4523.91
|
4
|
24.51 – 28.67
|
8
|
26.59
|
212.72
|
707.03
|
45249.8
|
5
|
28.68 – 32.84
|
7
|
30.76
|
215.32
|
946.18
|
46362.7
|
6
|
32.85 – 37.01
|
6
|
34.93
|
209.58
|
1220.1
|
43923.8
|
30
|
147.03
|
801.87
|
3907.28
|
144841.99
|
-
Mean (M) atau rata-rata kekuatan otot kaki.
Mean (M) =
-
Standar Deviasi (SD)
SD =
=
=
=
= 64.14
-
T – Score (T)
T =
=
= 50 + 10 [0.08]
= 50 + [0.8]
= 50.8
= 51
c.
Ketepatan Smash (Y)
- Rentangan
(R) = Yt - Yr
= 10 – 2
= 8
Keterangan :
R = Rentangan
Yt =
Skor Tertinggi
Yr = Skor
Terendah
-
Jumlah Kelas Interval (K)
K = 1 + 3,3 log
N
= 1 + 3,3 log
30
= 1 +
3,3 (1,477)
= 1 + 4,87
= 5,87
= 6
Keterangan :
K
= Jumlah Kelas Interval
N =
Jumlah Sampel
-
Panjang Kelas Interval (P)
Keterangan :
P
= Panjang Kelas Interval
R
= Rentangan
K
= Jumlah Kelas Interval
Tabel 4.4
Daftar Distribusi Frekuensi
Hasil Pengukuran Ketepatan Smash
No
|
Kelas Interval
|
F
|
Y
|
F.Y
|
Y2
|
F.Y2
|
1
|
2 – 3.33
|
1
|
2.66
|
2.66
|
7.07
|
7.07
|
2
|
3.34 – 4.67
|
3
|
4
|
12
|
16
|
144
|
3
|
4.68 – 6.01
|
7
|
5.34
|
37.38
|
28.52
|
1397.26
|
4
|
6.02 – 7.35
|
8
|
6.68
|
53.44
|
44.62
|
2855.83
|
5
|
7.36 – 8.69
|
8
|
8.02
|
64.16
|
64.32
|
4116.51
|
6
|
8.70 – 10.01
|
3
|
9.36
|
28.08
|
87.61
|
788.49
|
30
|
36.06
|
197.72
|
248.14
|
9309.16
|
-
Mean (M) atau rata-rata ketepatan smash.
Mean (M) =
-
Standar Deviasi (SD)
SD =
=
=
=
= 16.34
-
T – Score (T)
T =
=
= 50 + 10 [0.12]
= 50 + [1.22]
= 51.22
= 51
2.
Memasukkan data telah terstandar
(T-Skor) ke dalam daftar distribusi.
Tabel 4.5
Daftar
Untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi Antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan
Otot Kaki Dan Ketepatan Smash Bulu Tangkis Dari 30 Anggota Sampel.
No
|
X1
|
X2
|
Y
|
(X1)2
|
(X2)2
|
(Y)2
|
X1.Y
|
X2.Y
|
X1.X2
|
1
|
50
|
51
|
51
|
2500
|
2601
|
2601
|
2550
|
2601
|
2550
|
2
|
49
|
48
|
50
|
2401
|
2304
|
2500
|
2450
|
2400
|
2353
|
3
|
50
|
50
|
50
|
2500
|
2500
|
2500
|
2500
|
2500
|
2500
|
4
|
50
|
51
|
51
|
2500
|
2601
|
2601
|
2550
|
2550
|
2550
|
5
|
51
|
50
|
51
|
2601
|
2500
|
2601
|
2601
|
2550
|
2550
|
6
|
49
|
51
|
48
|
2401
|
2601
|
2304
|
2352
|
2448
|
2499
|
7
|
50
|
49
|
52
|
2500
|
2401
|
2704
|
2600
|
2548
|
2450
|
8
|
49
|
50
|
49
|
2401
|
2500
|
2401
|
2401
|
2450
|
2450
|
9
|
51
|
49
|
51
|
2601
|
2401
|
2601
|
2601
|
2499
|
2499
|
10
|
51
|
48
|
50
|
2601
|
2304
|
2500
|
2550
|
2400
|
2488
|
11
|
50
|
49
|
50
|
2500
|
2401
|
2500
|
2500
|
2450
|
2450
|
12
|
50
|
49
|
49
|
2500
|
2401
|
2401
|
2450
|
2401
|
2450
|
13
|
50
|
50
|
49
|
2500
|
2500
|
2401
|
2450
|
2450
|
2500
|
14
|
50
|
52
|
48
|
2500
|
2704
|
2304
|
2400
|
2496
|
2600
|
15
|
50
|
52
|
50
|
2500
|
2704
|
2500
|
2500
|
2600
|
2600
|
16
|
50
|
51
|
51
|
2500
|
2601
|
2601
|
2550
|
2601
|
2550
|
17
|
50
|
50
|
48
|
2500
|
2500
|
2304
|
2400
|
2400
|
2500
|
18
|
50
|
50
|
49
|
2500
|
2500
|
2401
|
2450
|
2450
|
2500
|
19
|
51
|
51
|
49
|
2601
|
2601
|
2401
|
2499
|
2499
|
2601
|
20
|
48
|
51
|
47
|
2304
|
2601
|
2209
|
2256
|
2397
|
2448
|
21
|
50
|
51
|
49
|
2500
|
2601
|
2401
|
2450
|
2499
|
2550
|
22
|
50
|
49
|
50
|
2500
|
2401
|
2500
|
2500
|
2450
|
2450
|
23
|
50
|
51
|
51
|
2500
|
2601
|
2601
|
2550
|
2601
|
2550
|
24
|
50
|
51
|
49
|
2500
|
2601
|
2601
|
2499
|
2499
|
2550
|
25
|
50
|
51
|
50
|
2500
|
2601
|
2500
|
2500
|
2550
|
2550
|
26
|
51
|
50
|
51
|
2601
|
2500
|
2601
|
2601
|
2550
|
2550
|
27
|
48
|
50
|
50
|
2304
|
2500
|
2500
|
2400
|
2500
|
2400
|
28
|
50
|
50
|
51
|
2500
|
2500
|
2601
|
2550
|
2550
|
2500
|
29
|
51
|
51
|
51
|
2601
|
2601
|
2601
|
2601
|
2601
|
2601
|
30
|
50
|
51
|
51
|
2500
|
2601
|
2601
|
2550
|
2601
|
2550
|
∑
|
1499
|
1507
|
1496
|
74917
|
75733
|
74842
|
74811
|
75091
|
75339
|
3.
Mencari Korelasi
a.
Korelasi kekuatan otot lengan (X1) dengan ketepatan smash (Y).
rX1Y =
=
=
=
=
=
=
= 0.951
b.
Korelasi kekuatan otot kaki (X2) dengan ketepatan smash (Y).
rX2Y =
=
=
=
=
=
=
= - 0.667
c.
Korelasi kekuatan otot lengan (X1), kekuatan otot kaki (X2), dengan ketepatan smash (Y)
- =
=
=
= 74900.033
= 16.967
- =
=
=
= 75701.633
= 31.367
- =
=
=
= 74600.533
= 241.467
- =
= 75339 -
= 75339 -
= 75339 – 72788.1
= 2550.9
- =
= 74811 -
= 74811 -
= 74811 – 74750.133
= 60.867
- =
= 75091 -
= 75091 -
= 75091 – 75149.066
= - 58.066
=
=
=
60.867 = (a1.
16.967)+(a2. 2550.9) (:2550.9)
=
-58.066 = (a1.
2550.9)+(a2. 31.367) (:31.367)
=
0.024 = a1.0.007
+ a2
= -1.85 = a1.81.32 + a2
_______________________ _
=
-1.826 = - 81.313
a1 = -1.826 : -81.313
a1 = - 0.022
=
1.85 = {(-0.022)(81.32)} + a2
= 1.789 + a2
a2 = -1.85 – 1.789
a2 = -3.639
-
Koefisien korelasi antara
kriterium Y dan predictor X1, X2 diperoleh
dengan rumus :
RX12Y =
=
=
=
=
= 0.932
D. Pengujian Hipotesis
1.
Pengujian Hipotesis Pertama
Yaitu : “Ada hubungan antara kekuatan otot lengan
dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis “
Untuk menguji kebenaran Hipotesa
Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho). Ha berbunyi “Ada hubungan antara
kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis”. Sedangkan Ho
berbunyi “Tidak ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash
pemain bulu tangkis”. Untuk pengujiannya dilakukan pengetesan signifikan rx1y dalam taraf signifikansi
1% dan 5% seperti tampak pada tabel dibawah ini.
Tabel
4.6
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
N
|
r -
Hitung
|
Taraf Signifikansi
(r-tabel)
|
Ket
|
|
1%
|
5%
|
|||
30
|
0.951
|
± 0.463
|
± 0.361
|
r-hitung > r-tabel
|
2.
Pengujian Hipotesis Kedua
Yaitu : “Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan
ketepatan smash pemain bulu tangkis “
Untuk menguji kebenaran Hipotesa
Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho). Ha berbunyi “Ada hubungan antara
kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis”. Sedangkan Ho
berbunyi “Tidak ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash
pemain bulu tangkis”. Untuk pengujiannya dilakukan pengetesan signifikan rx2y dalam taraf signifikansi
1% dan 5% seperti tampak pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
N
|
r -
Hitung
|
Taraf Signifikansi
(r-tabel)
|
Ket
|
|
1%
|
5%
|
|||
30
|
- 0.667
|
± 0.463
|
± 0.361
|
r-hitung > r-tabel
|
3.
Pengujian Hipotesis Ketiga
Yaitu : “Ada hubungan antara kekuatan otot lengan,
kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis “
Untuk menguji kebenaran Hipotesa
Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho). Ha berbunyi “Ada hubungan antara
kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu
tangkis”. Sedangkan Ho berbunyi “Tidak ada hubungan antara kekuatan otot
lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis”. Untuk
pengujiannya dilakukan pengetesan signifikan rx12y dalam taraf signifikansi 1% dan 5% seperti tampak
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
N
|
r -
Hitung
|
Taraf Signifikansi
(r-tabel)
|
Ket
|
|
1%
|
5%
|
|||
30
|
0.932
|
± 0.463
|
± 0.361
|
r-hitung > r-tabel
|
E. Interpretasi
1.
Berdasarkan hasil pengetesan RX1Y tentang “Hubungan antara
kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis“, dapat
diketahui bahwa r-hitung ( 0.951) lebih besar dari r-tabel (± 0.463 dan ±
0.361). Hal ini berarti Ho (Hipotesis Nihil) ditolak dan Ha (Hipotesis
Alternatif) diterima yang berarti “Ada hubungan antara kekuatan otot lengan
dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis”.
2.
Berdasarkan hasil pengetesan rx2y tentang “Hubungan antara
kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis“, dapat diketahui
bahwa r-hitung ( - 0.667 ) lebih besar dari r-tabel (± 0.463 dan ± 0.361). Hal
ini berarti Ho (Hipotesis Nihil) ditolak dan Ha (Hipotesis Alternatif) diterima
yang berarti “Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash
pemain bulu tangkis”.
3.
Berdasarkan hasil pengetesan rx12y tentang “Hubungan
antara kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain
bulu tangkis“, dapat diketahui bahwa r-hitung ( 0.932 ) lebih besar dari
r-tabel (± 0.463 dan ± 0.361). Hal ini berarti Ho (Hipotesis Nihil) ditolak dan
Ha (Hipotesis Alternatif) diterima yang berarti “Ada hubungan antara kekuatan
otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis”.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Secara keseluruhan
proses analisis terhadap semua data telah selesai, maka berdasarkan hasil
analisis yang diperoleh mengenai :
“Hubungan antara
kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam
permainan bulu tangkis pada siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri”
Diperoleh simpulan sebagai berikut :
1.
Adanya hubungan antara kekuatan otot
lengan dengan ketepatan smash permainan bulu tangkis. Seseorang yang mempunyai
kekuatan otot lengan yang cukup baik akan lebih mudah dalam mengarahkan smash
sesuai dengan keinginan.
2.
Adanya hubungan antara kekuatan
otot kaki dengan ketepatan smash permainan bulu tangkis, dengan demikian
kekuatan otot kaki sangat dibutuhkan dalam menerapkan teknik smash yang baik
dan juga menunjang keberhasilan smash.
3.
Adanya hubungan antara kekuatan
otot lengan dan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulutangkis,
dimana hubungan antara kekuatan otot lengan dan otot kaki sangat mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam mengarahkan smash permainan bulu tangkis.
|
B. Implikasi
Sebagai penelitian
terapan, simpulan-simpulan yang ditarik sebagai hasil penelitian ini memiliki
konsekuensi implikasi tertentu dalam praktek pendidikan olahraga dan penelitian
selanjutnya terhadap masalah-masalah yang relatif sama dan erat kaitannya
dengan masalah ini.
Sehubungan dengan
hal tersebut, dibawah ini akan disajikan beberapa implikasi bagi penelitian
selanjutnya, yaitu:
- Implikasi pendidikan olahraga.
Penelitian ini ditekankan untuk mengungkap masalah-masalah
daya ramal hasil pengukuran antara kekuatan otot lengan dan otot kaki dengan
hasil nilai ketepatan smash permainan bulu tangkis.
Masalah ini dianggap penting karena daya ramal
variabel-variabel tersebut dapat berfungsi mengetahui seseorang untuk dapat
mengarahkan smash permainan bulutangkis dengan baik apa tidak.
- Implikasi terhadap penelitian selanjutnya.
Arti penting hasil penelitian ini
adalah membuka jalan kearah penelitian yang lebih lanjut, karena masih
banyaknya masalah yang berkaitan dengan daya ramal variabel-variabel yang dapat
dipergunakan meramal teknik smash yang baik dari permainan bulutangkis.
C. Saran
1.
Memperhatikan kesimpulan-kesimpulan
diatas nampak bahwa unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot lengan dan otot
kaki sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mengarahkan smash seseorang dalam
permainan bulutangkis. Untuk itu latihan otot lengan seperti push-up serta latihan
otot kaki seperti lari bolak-balik, lari zig-zag, squad jump dan lain-lain hendaknya diberikan pelatih atau pendidik
kepada pemain atau anak didiknya agar peningkatan dan pencapaian prestasi yang
maksimal dalam penguasaan dan keberhasilan pelaksanaan teknik-teknik smash
permainan bulutangkis.
2.
Bagi para pendidik dan peneliti,
hendaknya perlu mengadakan penelitian yang sejenis dengan sampel yang lebih
besar agar mendapat informasi yang lebih akurat yang dapat dijadikan bahan
perbandingan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dan hendaklah pilih
salah satu cabang olahraga yang anda gemari agar dalam penelitian nanti dapat
diselesaikan tanpa adanya halangan yang berarti.
trima kasih atas.....
BalasHapusmau nanya ni ..hubgan otot tungkai denga hasil smash apa ya ..