Welcome to My Blog

Selamat datang di blog saya. Temukan apa yang anda minati.
Selamat berpetualang di blog saya.

Senin, 01 Agustus 2011

Penelitian Tindakan Kelas

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Pendahuluan
Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari frase action research dalam bahasa Inggris. Disamping istilah tersebut, dikenal istilah lain yang sama-sama diterjemahkan dari frase action research, yaitu riset aksi, kaji tindak dan riset tindakan. Penelitian tindakan yang dilakukan dalam kelas dengan penelitian tindakan kelas (Nurkamto, 1999).

Penelitian tindakan kelas (yang selanjutnya disingkat PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan leh guru untuk memecahkan masalah yang menghadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam arti luas (Purwanti, 1999). tujuan PTK secara umum adalah untuk memperbaiki pelaksanaan KBM.

Penelitian tindakan kelas merupakan jembatan untuk mengatasi berbagai kekurangan penelitian di bidang pendidikan pada umumnya. Penelitian formal yang selama ini dilaksanakan di bidang pendidikan mempunyai pendidikan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: (1) penelitian di bidang pendidikan dilakukan oleh pakar atau penelitia yang bekerja di perguruan tinggi atau oleh peneliti mandiri sehingga kurang menyentuh permasalahan yang dihadapai yang dihadapai guru karena peneliti tidak mengikutsertakan guru dalam perencanaan maupun proses penelitian dan (2) hasil temuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak dipublikasikan dan seandainya dipublikasikan tidak sampai terbaca dan dipahami oleh guru. Kedua hal tersebut yang akan dicarikan jalan keluar melalui penelitian tindakan kelas.

bagian ini membahas berbagai konsep dan pengertian dasar yang terkait dengan PTK secara singkat. Dengan pemaparan seperti ini, buku ini diharapkan mampu merangsang dan mendorong pembaca melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif. dengan wawasan awal menuju wawasan dan pemahaman yang lebih luas, integral dan dinamik dalam bidang PTK. Denga demikian, para pembaca akan memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif.

A. Pengertian PTK
Menurut Hopkins (1992), PTK disebut dengan classrm action research. Penelitian model ini menurut Suryanto (1996) sedang berkembang dengan pesat di negara-negara maju, seperti Inggris, Amerika, Australia dan Canada. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK. hal ini disebabkan jenis penelitian ini mampu menawarkan berbagai cara dan prosedur baru yang lebih mengena dan bermanfaat dalam memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik yang berbeda dengan penelitian formal. Beberapa karakteristik tersebut dapat dijelaskan bahwa kegiatan PTK dipicu oleh permasalahn praktis yang secara langsung dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas. Guru sebagai jajaran staf pengajar di suatu sekolah secara praktis mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapi di kelasnya berkaitan dengan permaslahan pengajaran.

Dengan melaksanakan PTK, para guru, pendidik dan peneliti yang terlibat akan secara langsung mendapatkan metode yang tepat yang dibangun sendiri melalui tindakan yang telah diuji kemanjurannya dalam proses pembelajaran. PTK akan mampu menghasilkan teori sehingga guru menjad the therizing practitioner.

dalam PTK, guru dapat meneliti esndiri praktik pembelajaran yang ia lakukan di kelas. Dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam PTK, guru dan peneliti secara kolaboratif juga dapat melakukan penelitian terhadap proses dan/atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Pendek kata, dengan melakukan PTK, guru dapat memperbaiki praktik-pratik pembelajaran menjadi lebih efektif.

Penelitian tindakan kelas tidak akan membebani pekerjaan guru dalam kegiatan kesehariannya. Jika guru melakukan PTK secara kolaboratif dengan peneliti tentu tidak akan mengesampingkan tugas mengajar sehari-hari. Sebaliknya, PTK dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, guru tidak perlu takut terganggu dalam mencapai target kurikulumnya jika melaksanakan PTK.

Penelitian tindakan kelas juga dapat menjebatani kesenjangan teori dan praktik pendidikan. Hal in dapat terjadi karen setelah meneliti kegiatannya sendiri, yakni di dalam kelas sendiri dengan melibatkan siswanya sendiri dan melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi, maka guru akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini selalu mereka lakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, guru dapat membuktikan apakah suatu teori belajar mengajar yang diterapkan di kelas itu baik atau tidak. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelasnya, guru melalui PTK dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentingan proses dan/atau produk pembelajaran yang lebih efektif, optimal dan fungsional.

Dengan melakukan penghayatan, guru dapat menyimpulkan praktik-praktik pembelajaran tertentu, seperti pemberian pekerjaan rumah siswa yang terlalu banyak, umpan balik yang bersifat verbal terhadap kegiatan siswa di kelas tidak efektif, cara bertanya guru kepada siswa di kelas yang tidak mampu merangsang siswa untuk berpikr, dan sebagainya.

Dari uraian diatas, kita dapat mendefinisikan pengertian PTK secara lebih rinci, lugas, sederhana, lengkap dan mengarah. PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untk meningkatkan kemampuan guru dlam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan dan memperbaiki kondisi praktik-praktik embelajaran yang telah dilakukan.

Guru sebagai pengelola program pembelajaran dan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dalam PTK punya komitmen untuk mengubah diri cara berpikir sekaligus cara bekerja sesuai arahan yang dapat diperoleh dari hasil penyelenggaraan PTK di kelas/sekolahnya.

PTK juga dapat berfungsi sebagai pemicu dan pamacu kemampuan guru dalam penelitian jabatan guru sehingga dapat dikatakan bahwa PTK berpijak pada dua landasan, yaitu pertama, involvement merupakan keterlibatan langsung guru dalam penggelaran PTK. Kedua, improvement merupakan komitmen guru untuk melakukan perbaikan, termasuk perubahan dalam cara berpikir dan kerja. Oleh karena itu, juga dapat dikatakan bahwa PTK merupakan seft-reflective inquiry of as well as in real situations.

Kehadiran dosen LPTK bukan sebagai pemberi dan pengatur permasalah garapan penelitian, akan tetapi hanya sebagai fasilitator pelaksanaan penelitian sehingga hasil penelitian benar-benar dapat membawa dampak perubahan yang berarti secara praktis dan dapat secara langsung diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari leh guru manakala menemui permasalahan yang serupa. oleh karena itu, pihak yang paling berminat melakukan PTK seyogyanya adalah guru karena gurulah yang merasakan kebutuhan untuk melakukan PTK. oleh karena itu, ciri kolaborasi ini harus secara konsisten terampilkan sebagai kerja sama kesejawatan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi permasalahan dan diagnosis keadaan, perencanaan tindakan perbaikan, pengumpulan data, anaisis data, refleksi temuan dan penyusunan laporan.

Dengan demikian, PTK terkait dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Sebagai contoh, jika guru menghadapi persalan rendahnya minat siswa mengikuti pelajaran matematika, maka guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas agar minat siswa dapat ditingkatkan. dengan penelitian tindakan kelas, guru dapat mencoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran tertentu, seperti mencoba menggunakan bahan  pengajaran yang memliki gambar dan cerita yang menarik, memanfaatkan cerita-cerita lokal dengan mengkaitkan angka dan hitungan, menggunakan buku yang memiliki cerita lucu yang juga berkaitan dengan angka dan hitungan, dan sebagainya.

Dari program pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk PTK, guru dapat memperbaiki persoalan rendahnya minat [ara siswanya. Sebaliknya, jika siswa telah memiliki minat yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanfaatkan bahan latihan secara tepat, guru dapat melakukan PTK untuk mencari dan memilih terapi yang tepat terhadapat kesalahan siswa dalam memanfaatkan bahan latihan yang kurang fungsional. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PTK dilakukan dalam bentuk proses pengkajian berdaur (cyclical).

B. Prinsip-prinsip PTK
PTK dapat berjalan dengan baik apabila dalam perencanaan dan pelaksanaannya menggunakan 6 prinsip sebagai berikut:
  1. Tugas pertama dan utama guru di sekolah adalah mengajarkan siswa sehingga apapun metode PTK yang akan diterapkan tidak akan mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Oleh karena itu, guru dalam mengerjakan tugas ini hendaknya memperhatikan tiga hal. Pertama, guru dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran yang baru, selalu ada kemungkinan hasilnya tidak sesuai dengan yang dikehendaki, bahkan lebih jelek dari "cara lama" karena bagaimanapun tindakan perbaikan itu masih pada taraf dicobakan. Guru harus menggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesionalnya dalam menimbang-nimbang "jalan keluar" yang akan ditempuhnya dalam rangka memberikan yang terbaik kepada siswa. Kedua, siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi pembentukan pemahaman yang mendalam yang ditandai oleh kemampuan menerapkan pengetahuan yang dipelajari melalui analisis, sintesis dan evaluasi informasi, bukan terbatas dari segi terkabarnya GBPP kepada siswa dalam kurun waktu yang telah dipatok. dan Ketiga, penetapan siklus tindakan dalam PTK mengacu pada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perancangan dan sama sekali tidak mengacu kepada kejenuhan informasi sebagaimana yang lazim dipedomani dalam proses interaksi pengumpulan data penelitian kualitatif.
  2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
  3. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara cukup menyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya dan memperoleh data yang dapat digunakan untuk "menjawab" hipotesis yang dikemukakannya.
  4. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukannya.
  5. Guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya.
  6. Permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks dalam kelas atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
C. Karakteristik PTK
Jika seorang guru merasa apa yang dia praktikan sehari-hari di kelas tidak bermasalah, maka PTK tidak diperlukan lagi baig guru tersebut. Persoalannya adalah tidak semua guru mampu melihat sendiri apa yang telah dilakukannya selama mengajar di kelas. Oleh sebab itu, guru dapat meminta bantuan orang lain untuk melihat apa yang selama ini dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelasnya.
Peneliti dan guru dapat duduk bersama dan berdiskusi untuk mencari dan merumuskan persoalan pembelajaran di kelas. Dengan demikian, penelliti dan guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif. Karya tulis ilmiah semakin diperlukan oleh guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya.

Penelitian tindakan kelas mempnyai karakteristik yang khas, yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaki proses belajar mengajar di kelas. Selain tindakan, guru juga dapat melakukan "penelitian kelas", misalnya melakukan penelitian mengenai tingkat keseringan siswa dalam membolos.
Jika dengan penelitian itu guru mencoba berbagai tindakan untuk mencegah terjadinya pembolosan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih baik dan efektif, maka penelitian itu termasuk dalam kategori penelitian tindakan kelas.
Penelitian-penelitian kelas yang dilakukan dengan mencobakan berbagai tindakan seperti inilah yang menjadi karakteristik penting bagi PTK.

D. Persamaan antara Penelitian Tindakan dengan PTK
Apabila dilihat dari pelaksanaannya, penelitian tindakan merupakan penelitian yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh aktor peneliti dan aktor yang terlibat dalam penelitian dan belum tentu di dalam kelas. Sementara penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru dan kepala sekolah termasuk pegawai sekolah untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas.
Contoh penelitian tindakan, yaitu pemberdayaan wanita pengrajin tapis di suatu desa, peningkatan keterampilan ibu-ibu pengurus Dharma Wanita di daerah pantai dalam mengelola ikan laut. Sedangkan cntoh penelitian tindakan kelas, yaitu peningkatan minat belajar siswa dengan pemberian PR, peningkatan penguasaan aritmatika siswa dengan metode cerdas cermat, dan sebagainya.

E. Perbedaan PTK dengan Penelitian Formal
Apabila dilihat dalam konteks yang lebih luas dan dalamm kurun waktu yang lebih panjang dapat membuahkan dampak dalam bentuk perbaikan praktis karena diramu ke dalam format pembelajaran yang utuh. Artinya, intervensi terhadap proses pembelajaran sebagaimana diamanatkan dalam PTK hanya mungkin terwujud apabila intervensi terhadap satu atau lebih elemen yang disebutkan di atas diwujudkan dalam bentuk skenario pembelaran yang berbeda dari yang sebelumnya dan telah mapan dilaksanakan sehingga berdampak mengubah kurikulum eksperiensial yang dihayati siswa.
Keseluruhan proses perbaikan kinerja dilakukan dengan mengacu pada kaidah-kaidah penelitian ilmiah seperti telah dikembangkan di depan, meskipun tentu saja dengan menggunakan paradigma yang berbeda dari yang lazim diberlakukan dalam penelitian formal khususnya paradigma positifistik yang sangat kental dengan wacana kajian eksperimental, sedangkan penyebarluasan laporannya dilakukan sebagai bagian dari interaksi dan tilik kesejawatan (peer review) yang kondusif bagi pertumbuhan profesional. Dengan kata lain, PTK adalah suatu reflective practice made public.
Dengan kata lain, sebagaimana halnya pada penelitian formal, PTK dilancarkan bukan untuk  mengemukakan pembenaran diri, melainkan untuk mengungkapkan kebenaran, meskipun jangkauan keterterapannya lebih terbatas. Terlebih-lebih lagi, proses, temuan dan implikasinya itu didokumentasikan secara cermat sehingga terbuka bagi titik kesejawatan.
Berdasarkan paparan diatas, PTK merupakan  bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-pratik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa perbedaan penelitian tindakan dengan penelitian tindakan kelas hanya terletak pada tempat dan waktu pelaksanaannya. Di dalam PTK pasti ada unsur di kelasnya atau di sekolah, sedangkan penelitian tindakan tidak harus di kelas sebab penelitian tindakan merupakan penelitian yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh aktor peneliti dan aktor yang terlibat dalam penelitian dan belum tentu di dalam kelas. Sedangkan penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru dan kepala seklah termasuk pengawas sekolah untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas.

(Sudikin, Basrowi, Suranto. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia.)

1 komentar:

Pengikut