PENERAPAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII
PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT DI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA PAKANDANGAN
BLUTO SUMENEP
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S1) Program
Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh :
RIFKI
ALFI LAILI
NPM : 03.1.03.01.0129
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NUSANTARA PGRI KEDIRI
2007
ABSTRAKSI
Rifki Alfi Laili, Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII pada Pokok
Bahasan Bilangan Bulat di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Pakandangan Sumenep.
Kata Kunci : Prestasi
Belajar dan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
Salah satu model
pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa sekaligus melatih siswa
untuk dapat menerima keberagaman individu adalah model pembelajaran kooperatif.
Pada model pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil
beranggotakan 5 sampai 6 orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan laporan
Slavin (1986) (Ibrahim dkk, 2000:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa
45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun 1972-1986. Menyelidiki pengaruh
pembelajaran kooperatif terhadap hasil balajar. Studi ini dilakukan pada semua
tingkat kelas dan meliputi bidang studi bahasa, geografi, ilmu social, sains,
matematika, bahasa inggris sebagai bahasa kedua, membaca dan menulis. Studi
yang ditelaah itu dilaksanakan di sekolah-sekolah kota, pinggiran dan pedesaan
di Amerika Serikat, Israel, Nigeria, dan Jerman. Dari laporan tersebut, 37
diantaranya menunjukkan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar
akademik yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok control. Delapan
studi menunjukkan tidak ada perbedaan, dan tidak satupun studi menunjukkan
bahwa memberikan pengaruh negative.
Subjek dari penelitian
ini adalah siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Pakandangan Bluto
Sumenep yang berjumlah 34 orang. Siswa dibagi dalam 7 kelompok, 6 kelompok
terdiri dari 5 orang dan 1 kelompok terdiri dari 4 orang. Perlakuan dilakukan
sebanyak 2 kali tatap muka.
Data diperoleh dari
hasil pre-test dan post-test yang kemudian diolah ke dalam computer program
SPSS PC versi 10.0 dan print-out computer, hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Pakandangan Bluto
Sumenep yaitu dengan melihat t test berpasangan sebesar 5,7656 yang lebih besar
dari t table 2,0395 dalam taraf kepercayaan 95%. Walaupun penelitian ini hanya
dilakukan di kelas VII Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Pakandangan Bluto
Sumenep, pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah baik untuk dijadikan suatu
percobaan oleh seorang guru khususnya guru matematika untuk meningkatkan
prestasi belajar anak didiknya.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul ...................................................................................................
Halaman
Persetujuan ..........................................................................................
Halaman
Pengesahan .........................................................................................
Motto dan
Persembahan ....................................................................................
Abstrak ...............................................................................................................
Kata Pengantar ...................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................
Daftar Lampiran .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ............................................................................
B.
Identifikasi Masalah ....................................................................
C.
Batasan Masalah ..........................................................................
D.
Rumusan Masalah ........................................................................
E.
Tujuan Masalah ............................................................................
F.
Kegunaan Penelitian ....................................................................
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.
Kajian Teori .................................................................................
B.
Dasar Pemikiran ...........................................................................
C.
Hipotesis ......................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Identifikasi Variabel Penelitian ...................................................
B.
Teknik Penelitian .........................................................................
C.
Rancangan Penelitian ..................................................................
D.
Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
E.
Populasi dan Sampel ....................................................................
F.
Instrument Penelitian dan Teknik
Pengumpulan Data ................
G.
Teknik Analisis Data ...................................................................
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Data Variabel ...............................................................
B.
Analisis Data ...............................................................................
C.
Pengujian Hipotesis .....................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Kesimpulan ..................................................................................
B.
Implikasi ......................................................................................
C.
Saran-saran ..................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
Instrument Penelitian ..................................................................................
2.
Kunci Jawaban dan Penyekoran Instrumen
Penelitian ...............................
3.
Scenario Pembelajaran I ..............................................................................
4.
Test Prestasi ................................................................................................
5.
Kunci Jawaban ............................................................................................
6.
Scenario Pembelajaran II ............................................................................
7.
Chi Square test ............................................................................................
8.
Uji F ............................................................................................................
9.
T test ...........................................................................................................
10.
Data nilai Pre-Test dan Post Test ................................................................
11.
Surat Keterangan Melakukan Penelitian .....................................................
KATA PENGANTAR
Maha
Suci Allah yang telah memberikan limpahan Rahmat serta kesabaran untuk
menyelesaikan skripsi tentang Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di
MTs. Nurul Huda Kecamatan Bluto. Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Program S-1 FKIP Universitas Nusantara
PGRI Kediri. Harapan peneliti agar skripsi ini bermanfaat tidak hanya bagi
mahasiswa fakultas keguruan tetapi juga para guru.
Khusus
kepada Drs. Suryo Widodo, M.Pd. dan Drs. H. A. Junaidi Peneliti sampaikan
terima kasih yang tak terhingga atas dorongan dan saran beliau agar peneliti menyelesaikan
karya ilmiyah ini. Namun demikian masih banyak lagi yang membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu namun
demikian peneliti merasa perlu untuk menyebutkan pihak secara khusus dengan
peranannya dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain :
1.
Bapak Drs. Ec. Ichsannudin, MM. selaku
rector IKIP PGRI Kediri.
2.
Ibu Dra. Sri Panca Setyowati, M.Pd,
selaku Dekan FKIP IKIP Kediri.
3.
Bapak Drs. Samijo, selaku Ketua Jurusan
Matematika.
4.
Bapak Rusly, M.Pd. selaku Ketua Lembaga
STKIP PGRI Sumenep.
5.
Bapak Kepala Sekolah beserta segenap
Dewan Guru MTs. Nurul Huda Kecamatan Bluto.
6.
Almarhum Bapakku yang sangat aku saying,
saudara-saudaraku yang telah menjadi inspirator bagi penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7.
Teman-teman seperjuangan (Yana, Ningsih,
Sri, Yuli) yang telah banyak menyediakan fasilitas yang penulis butuhkan selama
penyusunan skripsi ini.
8.
Serta pihak-pihak lain yang tak dapat
penulis sebutkan semuanya yang telah banyak membantu selama penyusunan skripsi.
Penulis
tidak dapat memberikan sesuatu yang setimpal atas bantuan dan sumbangsih dari
ibu dan saudara, penulis hanya dapat berdo’a semoga segala amal bantuan Bapak
Ibu serta Saudara sekalian dibalas oleh Allah SWT.
Perlu
peneliti utarakan bahwa kekurangan sempurna tentu masih banyak terdapat dalam
skripsi ini, walaupun pengkajian ulang dan revisi telah peneliti lakukan
berkali-kali.
Oleh
karena itu, kritik dan saran khususnya dari pada pakar dan pemerhati pendidikan
amat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini pada masa yang akan
dating. Terima kasih.
Kediri, Oktober 2007
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara
masalah pendidikan berarti menyangkut kehidupan masa depan suatu bangsa karena
kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh factor pendidikan, peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, dan
demokratis. Oleh karena itu pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan selain aspek-aspek penting lainnya.
Perwujudan
masyarakat berkualitas merupakan tanggung jawab pendidikan. Terutama dalam
mengantar para peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku, baik
intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan
makhluk social.
Sebagaimana
pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan
yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun di dunia ini terdapat
masyarakat, dan disana pula terdapat pendidikan. Meskipun pendidikan merupakan
segala suatu yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan
filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau
masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan
system pendidikan tersebut. Penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dilepaskan
dari tujuan pendidikan yang hendak dicapainya, hal ini dibuktikan dengan
penyelenggaraan pendidikan yang kita alami di Indonesia. Tujuan pendidikan yang
berlaku pada waktu orde lama berbeda dengan orde baru. Demikian juga sejak orde
baru. Ini disebabkan pandangan dan filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada
waktu orde lama berbeda dengan orde baru. Demikian pula sejak orde baru hingga
sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari
pelita-pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan
masyarakat dan Negara Indonesia.
Dunia
pendidikan tidak lepas dari persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan dalam
memenuhi tuntutan zaman yang semakin berkembang khususnya dibidang matematika.
Salah satu usaha untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut antara lain
adalah untuk mengembangkan metode pembelajaran yang efektif, serta usaha untuk
menyusun organisasi pelaksanaan pendidikan yang mantap dan mampu menjawab
persoalan yang ada.
Salah
satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreatifitas siswa sekaligus
melatih siswa untuk dapat menerima keberagaman individu adalah model
pembelajaran kooperatif. Pada model pembelajaran kooperatif siswa belajar
ddalam kelompok-kelompok kecil beranggotakan 5 sampai 6 orang yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Oleh
karena itu, dalam pembelajaran matematika perlu diajarkan pembelajaran secara
kooperatif atau kelompok agar anak didik dapat memanfaatkan perbedaan sehingga
menjadi kekuatan untuk saling mengisi. Perlu diingat bahwa, matematika menumbuh
kembangkan kemampuan bernalar, yaitu berpikir sistematis, logis dan kritis, dalam
mengkomunikasikan gagasan atau dalam pemecahan masalah.
B. Identifikasi Masalah
Dari
uraian di atas, peneliti mempunyai pandangan bahwa konsep pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
khususnya di bidang matematika.
C. Batasan Masalah
Untuk
menghindari kesalah pahaman mengenai penelitian ini maka penelitian ini
terbatas pada masalah-masalah berikut ini :
1.
Pembelajaran koperatif merupakan suatu
strategi belajar siswa pada kelompok-kelompok kecil yang heterogen.
2.
Pembelajran kooperatif dalam penelitian
ini adalah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.
3.
Materi yang akan diteliti adalah Sub
Pokok Bahasan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas VII MTs. Nurul Huda Pakandangan
Bluto Sumenep.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
akan dijadikan titik tolak penelitian untuk dicati jawabannya dirumuskan
sebagai berikut :
Apakah
penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas VII MTs. NUrul Huda Pakandangan Tahun Pelajaran 2007-2008.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan
dalam penelitian ini :
Untuk
mengetahui penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa kelas pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di MTs. Nurul
Huda Pakandangan Tahun Pelajaran 2007-2008.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.
Bagi Guru
a.
Sebagai bahan pertimbangan dalam
peningkatan mutu pendidikan khususnya di bidang matematika.
b.
Sebagai motivasi untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran matematika.
2.
Bagi Peneliti
a.
Sebagai motivasi diri dan meningkatkan
berpikir dalam pembelajaran matematika.
b.
Sebagai acuan, wacana dan bekal untuk
masa depan.
c.
Sebagai persyaratan untuk memperoleh
gelar S-1.
3.
Bagi Lembaga
Sebagai
sumbangan pemikiran kepada lembaga pendidikan khususnya MTs. Nurul Huda untuk
meningkatkan prestasi siswa di bidang matematika.
4.
Bagi Pemerhati
Pendidikan
dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, serta untuk mendapat umpan balik, sehingga
menjadi reverensi kajian (pustaka) untuk meningkatan kualitas pendidikan
khususnya pelajaran matematika.
5.
Bagi Pembaca
Agar
dapat memajukan putra putrinya untuk meningkatkan minat belajar khususnya mata
pelajaran matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Segala
usaha perlu mempunyai tujuan tertentu dan ntuk mencapai tujuan tersebut sudah
tentu memahami titik tolak atau landasan.
Hal
itu penting sekali karena dapat memberikan dasar atau alasan-alasan fundamental
dalam mengadakan penelitian dan merupakan pedoman dasar dari hasil penelitian
yang akan dibahas selanjutkannya.
Sesuatu
dengan permasalahan yang peneliti buat, maka peneliti akan mengkaji variabel
dan indicator-indikator penelitian. Adapun variabel kajian teori adalah sebagai
berikut :
A. Belajar
Belajar
merupakan suatu usaha agar anak dapat tumbuh dan berkembang. Belajar juga
merupakan suatu proses dasar perkembangan anak. Ada beberapa pengertian
belajar, yaitu sebagai berikut :
Menurut
Muhinbisah (2003:89) semata-mata mengumpulkan atai menghafalkan fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran.
Menurut
WJS. Purwerwadarminta (dalam Herlina) dalam kamus bahasa Indonesia (2005:15)
belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat sesuatu kepandaian.
Menurut
pendapat tradisiomal “belajar adalah menambah atau mengumpulkan sejumlah
pengetahuan”. Sedangkan menurut pendapat yang lebih modern “Belajar adalah
perubahan tingkah laku”.
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar
apabila ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dilakukan sebelum ia belajar atau
bila tingkah lakunya berubah sehingga lain caranya dalam menghadapi suatu
situasi dari pada sebelumnya.
Dalam
proses belajar mengajar yang menjadi persoalan utama adalah adanya proses
belajar pada siswa yakni perubahan tingkah laku siswa melalui berbagai
pengalaman yang diperolehnya.
Lebih
lanjut, Syaiful Bahri Djamarah (dalam Herlina, 2005:16) “Belajar adalah proses
perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan.
Dari
pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan kegiatan belajar adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan ketrampilan maupun sikap, bahwa
meliputi segenap aspek organism atau pribadi.
B. Matematika
Matematika
merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau
situasi melalui abstraksi,atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan
masalah. Matematika juga mampu meningkatkan kemampuan untuk berpikir jelas,
logis, teratur, dan sistematis.
Galelo
(dalam Widodo,2002:1) menyatakan bahwa “Alam semesta ditulis dalam bahasa
matematika dalam abjadnya terdiri dari segi tiga lingkaran dan bangun geometri
lainnya”. Selanjutnya Soerjadi (1985) mempertegas bahwa “Matematika mempunyai
objek abstraksi dan realisasi”. Dewasa ini dipandang sebagai alat piñata nalar,
alat kompetisi dan alat komunikasi.
Untuk
memudahkan matematika secara dekat dapat dilihat definisi yang dikemukakan
Dajono (dalam Widodo, 2002:2).
Ada
tiga pengertian elementer matematika sebagai berikut :
a.
Matematika sebagai ilmu pengetahuan
tentang bilangan dan ruang.
b.
Matematika sebagai studi ilmu
pengetahuan tentang klasifikasi dan konstruksi berbagai struktur dan pola yang
dapat diimajinasikan.
c.
Matematika sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh para matematikawan.
Soejadi
(dalam Widodo, 2002:2) menyatakan bahwa tidak mengherankan kalau ada pihak yang
mendefinisikan matematika sebagai ilmu yang mempelajari struktur dan pola.
Sedangkan dilain pihak mengatakan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari
bagian abstrak dan lainnya.
Matematika
dipandang sebagai suatu struktur yang memerlukan penggunaan symbol untuk
hubungan-hubungannya. Symbol-simbol itu sangat penting untuk membantu
manipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin
adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk konsep baru.
Konsep baru terbentuk karena adanya pamahaman terhadap konsep sebelumnya Hudojo
(dalam Wasi’ah, 2006:6).
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu deduktif yang
mempelajari struktur dan pola yang terorganisasi dan saling berhubungan satu
sama lain. Dalam hal ini berarti konsep-konsep matematika tersusun secara
hirarkis yaitu konsep baru terbentuk karena ada pemahaman terhadap konsep
sebelumnya.
C. Prestasi Belajar
1.
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah diciptakan, baik secara individu
maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan kegiatan dalam kenyataan. Untuk mendapatkan prestasi tidak semudah
yang dibayangkan, tetapi penuh dengan berbeagai tantangan yang harus dihadapi
untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimism dirilah yang dapat
membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu, wajarlah kalau pencapaian prestasi
itu dengan keuletan kerja.
Diketahui
bahwa dalam pencapaian prestasi yang penuh dengan rintangan dan tantangan
terkadang seseorang tidak pernah menyerah untuk mencapainya meski di dalamnya
terdapat saingan yang terkadang kedudukannya lebih baik dan lebih tinggi.
Maka
sebagai konsentrasi diharuskan mengoptimalkan kekuatan dalam kegiatan yang
dijadikan sarana untuk mendapatkan prestasi tersebut, sehingga pencapaian
prestasi itu sesuai dengan harapan.
Kemajuan
yang diperoleh individu tidak saja berupa ilmu pengetahuan, tetapi juga berupa
kecakapan atau ketrampilan. Semua itu bisa diperoleh dibidang suatu mata
pelajaran tertentu. Kemudian untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap mata
pelajaran tersebut, maka dilaksanakan evaluasi. Dari evaluasi itulah akan
diketahui kemajuan siswa. Evaluasi hasil belajar adalah tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf
atau kata/symbol. (Muhibbin Syah, M.Ed., 2003:150).
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan
tentang kemajuan siswa dalam sagala hal yang dipelajarinya di sekolah yang
menyangkut pengetahuan atau kecakapan dan ketrampilan yang dinyatakan sesudah
hasil penilaian (evaluasi hasil belajar).
Begitu
juga dalam penilaian ini, kaitannya dengan prestasi belajar pada pelajaran
matematika dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah peningkatan dan
kemajuan siswa dalam pencapaian prestasi belajar di bidang matematika
dinyatakan setelah melalui evaluasi hasil belajar.
2.
Prestasi Belajar sebagai Hasil Belajar
Pada
pembahasan di atas telah dibicarakan bahwa prestasi belajar adalah hasil
penilaian tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar, ini
berarti prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian
atas aktivitaas belajar siswa.
Fungsi
dari prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa
setelah menyelesaikan aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat
untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar baik secara individual maupun
kelompok.
D. Pembelajaran Kooperatif
Dewasa
ini model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang popular,
terutama pada bidang matematika, beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak
hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep matematika (dalam
Ibrahim, 2000:5).
Model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar yang menempatkan siswa
pada kelompok-kelompok kecil yang heterogen baik tingkat kemampuan latar
belakang social ekonomi maupun suku yang berbeda dan saling ketergantungan
dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah (Ibrahim, 2003:3). Dalam hal ini setiap
anggota kelompok akan bekerja sama dalam menyelesaikan setiap masalah yang
diberikan guru dan kerjasama belum berakhir jika salah satu anggota kelompok
belum menguasai bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut.
Berdasarkan
laporan Slavin (1986) (Ibrahim dkk, 2000:16) menelaah penelitian dan melaporkan
bahwa 45 penelitian telah dilaksanakan antara tahun 1972-1986. Menyelidiki
pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar. Studi ini dilakukan
pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang studi bahasa, geografi, ilmu
social, sains, matematika, bahasa inggris sebagai bahasa kedua, membaca dan
menulis. Studi yang ditelaah itu dilaksanakan di sekolah-sekolah kota,
pinggiran dan pedesaan di Amerika Serikat, Israel, Nigeria, dan Jerman. Dari
laporan tersebut, 37 diantaranya menunjukkan bahwa kelas kooperatif menunjukkan
hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok control. Delapan studi menunjukkan tidak ada perbedaan, dan tidak
satupun studi menunjukkan bahwa memberikan pengaruh negative.
Dari
laporan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada tataran kenyataan
pembelajaran kooperatif sangat baik sekali meningkatkan prestasi anak didik,
sebab anak didik akan lebih kompetitif, dan salah satu alasan pembelajaran
kooperatif adalah bahwa manusia mempunyai perbedaan yang merupakan suatu
kekuatanuntuk saling melengkapi.
1.
Unsur-unsur Dasar Pembelajaran
Kooperatif
a.
Saling ketergantungan negative, hal ini
dimaksud antar siswa saling membutuhkan sehingga menuntut adanya interaksi
promotif yang mungkin siswa saling memberikan motivasi untuk meraih hasil
belajar yang optimal.
b.
Interaksi tatap muka, siswa melakukan
dialog bukan hanya dengan guru melainkan dengan sesame siswa. Siswa bisa
menjadi sumber belajar bagi temannya yang lain sehingga hasil belajar lebih
variatif.
c.
Akuntabilitas individual. Penilaian
bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara
individual sehingga diketahui anggota mana yang membutuhkan pertolongan.
d.
Ketrampilan menjalin hubungan antar
pribadi. Siswa diarahkan agar mampu bersosialisasi dengan sesamanya sehingga
siswa mempunyai sifat rasa hormat, dan perbedaan bukanlah kendala.
2.
Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif
Guru
sangat berperan sekali dalam pembelajaran secara kooperatif diantaranya
(Nurhadi dan Senduk, 2003:67)
a.
Merumuskan tujuan pembelajaran
b.
Menentukan jumlah anggota dalam kelompok
belajar
c.
Menentukan tempat duduk
d.
Merancang bahan/meningkatkan saling
ketergantungan positif
e.
Menentukan peran siswa/menunjang saling
ketergantungan positif
f.
Menjelaskan tugas akademik
g.
Menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan
dan keharusan bekerjasama
h.
Menyusun akuntabilitas individual
i.
Menyusun kerjasama kelompok
j.
Menjelaskan prilaku siswa yang
diharapkan
k.
Memantau prilaku siswa
l.
Memberikan bantuan kepada siswa dalam
menyelesaikan tugas
m.
Melakukan intervensi/ mengajarkan
ketrampilan bekerjasama
n.
Menutup pelajaran
o.
Menilai kualitas pekerjaan atau hasil
belajar siswa
p.
Menilai kualitas kerjasama antar anggota
kelompok
3.
Metode Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams Achievent Devisions)
Diantara
metode pembelajaran secara kooperatif adalah metode STAD. Metode STAD yang
dikembangkan ileh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas Joha
Hopkins adalah metode kooperatif yang paling sederhana.
Inti
dari STAD (Student Teams Achievent Devisions) ini adalah guru menyampaikan
suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri dari
empat atau lima orang yang heterogen untuk menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru.
Anggota
tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk
menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain
untuk memahami bahan pelajaran melalui tutoriah kuir, satu sama lain atau
melakukan diskusi. Dan setiap minggu atau 2 minggu secara individual diberi
kuis dan diberi skor.
Skor
perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan
pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor siswa yang lalu.
Setiap
minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain, diumumkan
tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor perkembangan tinggi,
atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang
seluruh tim yang mencapai criteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.
Hal-hal
yang berhubungan dengan pembelajaran anatar lain : penyusunan rencana
pembelajaran, pembuatan soal, pembuatan kelompok, membuat draft aturan main
dalam belajar kooperatif, dan membuat rencana evaluasi pembelajaran.
Sedangkan
yang termasuk dalam kegiatan pelaksanaan diantaranya, penyajian materi oleh
guru, kegiatan kelompok, presentasi siswa, tes prestasi belajar, dan yang
terakhir pemberian penghargaan. Kemudian penjelasan lebih lanjut dan detail
masing-masing rencana kegiatan akan dijabarkan.
4.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Berikut
ini adalah langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif, seperti yang tampak
pada table dibawah ini.
Langkah-langkah
pembelajaran kooperatif (Ibrahim M, 2000:10)
Face
|
Tingkah
Laku Guru
|
Face 1
Menyampaikan
tujuan dan motivasi siswa
|
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa untuk belajar.
|
Face 2
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi pada siswa dengan metode ceramah.
|
Face 3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
|
Face 4
Membimbing
kelompok dalam bekerjasama dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
|
Face 5
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Face 6
Memberikan
penghargaan
|
Guru mencari
cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
|
E. Dasar Pemikiran
Mengacu
pada laporan hasil penelitian oleh Robert Slavin ini serta mengingat bahwa
dengan belajar secara kooperatif siswa dapat mengembangkan potensinya maka penelitian
ini dilakukan.
Siswa
yang dibentuk dalam kelompok diharapkan mampu berkomunikasi aktif dan mampu
memecahkan masalah serta menguasai materi ajar yang dihadapi.
Terjadinya
saling ketergantungan positif dan mampu embuat siswa bertukar piker yang pada
akhirnya materi ajar dapat dengan mudah diserap tanpa merasa susah dan bosan di
dalam kelas.
F. Hipotesis
Berdasarkan
rumusan masalah dan kajian teori yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis
penelitian ini adalah :
Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII
pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di MTs. Nurul Huda Pakandangan Bluto Tahun
Pelajaran 2007-2008.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada hakekatnya penelitian merupakan
usaha yang dilakukan seseorang peneliti untuk memecahkan suatu
permasalahan-permasalahan yang ada, agar dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah. Dalam penelitian, metodologi penelitian merupakan salah satu factor
penting karena akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian.
Dengan metodologi penelitian dapat diperoleh suatu petunjuk
kata kerja dan cara-cara pemecahan masalah secara sistematis yang pada akhirnya
akan didapat hasil yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Seorang
peneliti haruslah dapat memilih metodologi yang tepat, sebab dengan penggunaan
metode penelitian yang tepat akan dapat menekan seminimal mungkin kesalahan
langkah yang diambil oleh peneliti.
Dalam metode penelitian ini penulis akan
mengemukakakn tentang :
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian variabel penelitian dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat.
1.
Variabel Bebas adalah variabel yang
mempengaruhi terhadap hal yang diamati (Arikunto, 2002:97). Menurut Budi
Santosa (2006:33) mengatakan “Variabel bebas adalah factor yang diukur,
dimanipulasi hubungannya dengan fenomena yang diamati”. Variabel Bebas dalam
penelitian ini adalah Pembelajaran Koperatif Tipe STAD.
2.
Variabel Terikat adalah respon atau
output, merupakan factor yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh
variabel bebas (Budi Santosa, 2006:33). Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah prestasi belajar siswa pada materi pokok bilangan bulat
pada siswa kelas VII MTs. Nurul Huda Pakandangan Sumenep.
B. Teknik Penelitian
1.
Teknik Penelitian
Dalam
penelitian eksperimen, peneliti memainkan (memanipulasi) sekurang-kurangnya
satu variabel bebas dan mengamati pada satu variabel terikat.
Dari
pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini teknik
yang digunakan adalah metode eksperimen. Pada penelitian ini peneliti harus
melakukan treatment/perlakuan pada siswa dan melakukan penukuran terhadap hasil
perlakuan.
2.
Pendekatan Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena semua data yang
diambil nantinya berupa nilai angka dari tes.
C. Rancangan Penelitian
Dalam
rancangan penelitian yang peneliti gunakan adalah test awal dan test akhir.
|
|
|
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan atau design penelitian pre-test
and post-test group dengan pola :
T1 X T2
T1 = Pre-test
X = Treatment (perlakuan)
T2 = Post-test
Pre-test
(T1) diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan berupa penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Setelah mengadakan pre-test penelitian
memberikan perlakukan (X) kepada siswa sebanyak tiga kali pertemuan. Setelah
selesai memberikan perlakuan, peneliti memberikan post-test (T2).
D. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Pakandangan Kecamatan Bluto
Kabupaten Sumenep.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2007/2008. Kegiatan penelitian
ini dilaksanakan sekitar bulan Juni dan Juli. Adapun rencana jadwal penelitian
ini sebagao berikut.
No.
|
Kegiatan
|
Juni
|
Juli
|
||||||
Minggu
|
Minggu
|
||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
||
1.
|
Pengambilan
data pre-test
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Pertemuan
pertama proses pembelajaran
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
3.
|
Pertemuan
kedua proses pembelajaran
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
4.
|
Pertemuan
ketiga proses pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
5.
|
Pengambilan
data post-test
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
E. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Menurut
Arikunto (2002:108), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs. Nurul Huda Pakandangan Bluto
tahun pelajaran 2007/2008.
2.
Sampel
Menurut
Arikunto (2002:108). Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
diteliti. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs. Nurul
Huda Pakandangan Bluto. Teknik sampling yang digunalan peneliti adalah sampel
berkelompok (Cluster Sampling) dengan mangambil sapel adalah kelas VII B.
F. Instrument Penelitian dan Teknik
Pengumpulan Data
1.
Instrument Penelitian
Instrument
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah )Arikunto,
2002:136).
Instrument
penelitian adalah dengan pembuatan soal tes dengan pilihan ganda sebanyak 10
soal. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil prestasi belajar. Hal ini
bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana perkembangan siswa yang telah
diperlakukan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data adalah cara yang ditempuh dan digunakan untuk mencari dan
mengumpulkandata, keterangan, persyaratan dan sebagainya yang diatur agar
sifatnya sesuai dengan apa adanya tanpa ada penafsiran dan perubahan. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik tes.
Menurut
Suharsimi Arikunto “Tes sebagai instrument pengumpulan data dapat dibedakan
menjadi dua yaitu : Tes buatan guru dan tes standar” (2002:198). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan tes buatan guru karena peneliti bisa
membuat tes dengan menggunakan prosedur yang dianggap peneliti bisa lebih
efektif, dengan teknik ini peneliti akan menskor tiap-tiap jawaban pada soal
tes tersebut.
G. Teknik Analisis Data
Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis dan desain pre-tes dan
post-test. Data penelitian ini dilakukan tes sebanyak 2 kali. Sebelum diberikan
pre-test dan sesudah post-test dilakukan penganalisaan. Perbedaan antara
prestasi dari kedua tes tersebut dapat diasumsikan merupakan efek dari
perlakuan.
Untuk
mengetahui prestasi belajar siswa setelah diajar dengan Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD dengan melihat rata-rata nilai post-test (sesudah proses
pembelajaran). Dengan criteria prestasi adalah sebagai berikut :
1.
Maksimal
Apabila
semua bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
2.
Baik
apabila
semua bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 76% - 100%.
3.
Cukup
Apabila
bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa antara 60% - 75%.
4.
Kurang
Apabila
bahan pelajaran yang diajarkan hanya dikuasai kurang dari 50%.
Untuk
mengukur penerapan suatu treatment dapat digunakan rumus :
Keterangan
:
-
Md =
Mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test
-
x2d = Jumlah kuadrat deviasi
-
N =
Banyaknya subyek
-
n – 1 =
df atau db
nilai
t dikonsultasikan dengan table nilai t dua ekor d.b = N-1
hipotesis
diterima jika thitung > ttabel dengan taraf signifikan
5 %
Keterangan
:
Md =
Mean dari deviasi (d) antara post-test dan pre-test
d =
Skor post test – skor pre test
N =
banyaknya subyek
∑x2d dapat dihitung
dengan rumus :
kak, ijin copas ya buat referensi. boleh kan?
BalasHapusCasinos near Harrah's Casino Philadelphia - Mapyro
BalasHapus› 양산 출장마사지 harrah-s-casinos-near-harrah-s- › 포항 출장샵 harrah-s-casinos-near-harrahs- Harrah's Philadelphia Casino has everything 의정부 출장안마 you need 김천 출장안마 to stay & play. Whether you're in the business of your casino or looking for a casino near 제주도 출장안마 you, you've come to the right place!