Welcome to My Blog

Selamat datang di blog saya. Temukan apa yang anda minati.
Selamat berpetualang di blog saya.

Selasa, 22 November 2011

MUKADDIMAH QANUN ASASY JAM'IYAH NAHDLATIL ULAMA'

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Qur'an kepada hamba-Nya agar menjadi peringatan kepada sekalian umat dan menganugerahinya hikmat serta ilmu entang sesuatu yang Ia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi hikmah, maka benar-benar mendapat keberuntungan yang melimpah.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya :
"Wahai nabi, Aku utus engkau sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan penyeru kepada (agama) Allah serta sebagai pelita yang menyinari", (Q.33: 45-46).

"Serulah ke jalan Tuhanmu dengan bijaksana, peringatan yang baik dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik. Sungguh Tuhanmulah yang mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia Maha Mengetahui orang-orang yang mendapat hidayah", (Q.16: 125).

"Maka berilah kabar gembira hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan dan mengikuti yang paling baik darinya. Merekalah orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal", (Q.39: 17-18).

"Dan katakanlah: segala puji bagi Allah yang tidak beranakkan seorang anak pun, tak mempunyai sekutu dalam kekuasaan-Nya dan tidak butuh bala bantuan (untuk menjaga-Nya) dari kekalahan. Agungkanlah Dia seagung-agungnya", (Q.17: 111).

"Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku (agama-Ku) yang lurus, maka ikutilah Dia dan jangan ikuti berbagai jalan (yang lain) nanti akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikian Allah memerintahkan agar kami semua bertaqwa", (Q.6: 153).

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berselisih dalam suatu perkara, maka kembalikanlah perkara itu kepada Allah dan Rasul kalau kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih bagus dan lebih baik kesesudahannya", (Q.4: 59).

"Maka orang-orang yang beriman kepadanya (kepada Rasulullah), memuliakannya, membantunya dan mengikuti cahaya (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung", (Q.7: 157).

"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (sesudah Muhajirin dan Ansor) berdo'a: Ya Tuhan ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami beriman dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang", (Q.59: 10).

"Wahai manusia, sesungguhnya Aku telah menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa kepada Allah diantara kamu semua...", (Q.49: 13).

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah Ulama", (Q.35: 28).

"Diantara orang-orang yang mukmin ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah, lalu di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada yang menunggu, mereka sama sekali tidak merubah (janjinya)", (Q.33: 23).

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan beradalah kamu bersama orang-orang yang jujur", (Q.9: 119).

"Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku", (Q.31: 15).

"Maka bertanyalah kamu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui", (Q.21: 7).

"Janganlah kamu mengetahui apa yang kamu ridak mempunyai pengetahuan tentangnya", (Q.17: 36).

"Adapun orang-orang yang dalam hati mereka terdapat kecenderungan menyeleweng, maka mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat dari padanya untuk menimbulkan fitnah dan mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Sedang orang-orang yang mendalam ilmunya mereka mengatakan: Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat itu, semuanya dari sisi Tuhan kami. Dan orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran (dari padanya)", (Q.3: 7).

"Barang siapa menentang Rasul setelah petunjuk jelas padanya dan dia mengikuti selain ajaran-ajaran orang mukmin, maka Aku biarkan ia mengusai kesesatan yang telah dikuasainya (terus bergelimang dalam kesesatan) dan Aku masukkan ia ke neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali", (Q.4: 115).

"Dan takutlah kamu semua akan fitnah yang benar-benar tidak hanya khusus menimpa orang-orang dzalim di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat dahsyat siksa-Nya", (Q.8: 25).

"Janganlah kamu bersandar kepada orang-orang yang dzalim, nanti kamu akan terkena api neraka".

"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kamu dan keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, diatasnya berdiri malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak pernah mendurhakai Allah terhadapa apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka", (Q.66: 6).

"Dan janganlah kamu seperti rang-orang yang mengatakan 'kami mendengar', padahal mereka tidak mendengar", (Q.8: 21).

"Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk melata, menurut Allah, ialah mereka yang tuli (tidak mau mendengar kebenaran) dan bisu (tidak mau bertanya dan menuturkan kebenaran) yang tidak berfikir", (Q.8: 22).

"Dan hendaklah ada di antara kamu, segolongan umat yang menyeru kepada kabaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kemungkaran. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung", (Q.3: 104).

"Dan saling tolong-menolnglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat dahsyat siksa-Nya", (Q.5: 2).

"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta berjaga-jagalah (menghadapi serangan musuh di perbatasan), dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat keberuntungan", (Q.3: 200).

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan jangan kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah yang dilimpahkan kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan lalu Allah menurunkan antara hati-hati kamu, kemudian kamu pun -karena nikmatNya- menjadi orang-orang yang bersaudara", (Q.3: 103).

"Dan janganlah kamu saling bertengkar, nanti kamu jadi gentar dan hilang kekuatanmu dan tabahlah kamu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang tabah", (Q.8: 46).

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu dirahmati", (Q.49: 10).

"Kalau mereka melakukan apa yang dinasehatkan kepada mereka, niscaya akan lebih baik bagi mereka dan memperkokoh (iman mereka). Dan kalau memang demikian, niscaya Aku anugerahkan kepada mereka pahala yang agung dan Aku tunjukkan mereka jalan yang lempang", (Q.4: 66-68).

"Dan orang-orang yang berjihad dalam (mencari) keridlaan-Ku, pasti Aku tunjukkan mereka jalan-Ku, sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik", (Q.29: 69).

"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah dengan penuh penghormatan", (Q.33: 56).

"Dan (apa yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal juga bagi) orang-orang yang mematuhi seruan Tuhan mereka, mendirikan shalat, dan urusan mereka (mereka selesaikan) secara musyawarah antara mereka, serta terhadap sebagian apa yang Aku rizqikan, mereka menafkahkannya", (Q.42: 38).

"... dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka (Muhajirin dan Ansor) dengan baik, Allah ridla kepada mereka", (Q.9: 100).

Amma ba'du.

Sesungguhnya perkumpulan, saling tolong-menolong, persatuan dan kekompakan adalah merupakan hal yang tidak seorang pun tidak mengetahui manfaatnya. Betapa tidak, Rasulullah SAW benar-benar telah bersabda yang artinya:
"Tangan Allah bersama jama'ah (pertolongan-Nya selalu menyertai kumpulan orang banyak). Maka bila di antara jama'ah itu ada yang memencil sendiri, maka setan pun akan menerkamnya seperti halnya serigala menerkam kambing".

Allah ridla pada kamu dalam tiga hal dan tidak suka tiga hal. Allah ridla kamu menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, kamu semua berpegang teguh kepada tali (agama) Allah dan tidak bercerai-berai, dan kamu saling memperbaiki dengan orang yang dijadikan Allah sebagai pemimpin kamu. Sementara Allah tidak suka kamu saling bantah, banyak tanya, dan menyia-nyiakan harta benda.

"Janganlah kamu saling mendengki, saling menjerumuskan, saling membenci, dan janganlah sebagian kamu menjual atas kerugian jualan sebagian yang lain dan jadilah kamu, hamba-hamba Allah, bersaudara", hadits riwayat imam Muslim.

Karena itu, persatuan, ikatan batin satu dengan yang lain, saling bantu menangani suatu perkara dan seiya-sekata adalah merupakan penyebab kebahagiaan yang terpenting dan faktor paling kuat bagi menciptakan persaudaraan dan kasih sayang.

Rasulullah SAW telah mempersaudarakan sahabat-sahabatnya sehingga mereka (saling kasih, saling menyayangi dan saling menjaga hubungan) tidak ubahnya satu jasad, apabila salah satu aggota tubuh mengeluh sakit, seluruh jasad ikut merasa demam dan tidak dapat tidur.

Itulah sebabnya mereka menang atas musuh mereka, kendati jumlah mereka sedikit. Mereka tundukkan raja-raja. Mereka taklukkan negeri-negeri. Mereka buka kota-kota. Mereka bentangkan payung-payung kemakmuran. Mereka bangun kerajaan-kerajaan. Dan mereka lancarkan jalan-jalan.

Firman Allah,"Dan Aku telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu".

"Berhimpunlah anak-anakku
bila kegentingan datang melanda
jangan bercerai-berai sendiri-sendiri
Cawan-cawan pun enggan pecah
bila bersama
Ketika bercerai
satu-satu pecah berderai."

Sayyidina Ali karamallahu wajhah berkata:
"Dengan perpecahan tak ada suatu kebaikan pun dikaruniakan Allah kepada seseorang baik dari orang-orang terdahulu maupun orang-orang yang datang belakangan."




Oleh : Rais Akbar Jam'iyah Nahdlatul Ulama' KHM Hasyim Asy'ari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut